Monday, February 19, 2007

“Iblis Mengugat Tuhan”

Bagian Pertama: “Iblis Mengugat Tuhan”


Al Shawni mengawali kisahnya dengan seorang pendeta bernama Buhairah yang menarik diri dari gereja dan memutuskan hidup menyepi. Dia banyak membaca buku-buku Kristen tapi tetep aja "kegelisahan" teologisnya ga kejawab. sampai dia menemukan ramalan tentang kenabian Rasulullah dan finally bertemu dgn rombongan Abdul Mutholib dan dia menemukan tanda kenabian pada punggung Muhammad. Singkat crita, untuk menjawab kegelisahan Buhairah, Rasulullah membawanya ketempat yang sepi (with capital Z) dan ia mengalami komunikasi transendental dengan sosok makhluk gaib berwujud iblis.

Mulai dari titik ini, bersiap-siaplah untuk membuka pikiran luas-luas dan tidak lupa membaca footnotenya (utk menggiring qt kembali biar ga kejebak provokasi Iblis). Banyak statement Iblis yang pernah terlintas di kepala gw (Hah!!! gw iblis juga dunx) n gw dapet jawaban yang memuaskan bukan hanya dari penjelasan Buhairah tapi juga ocehan Iblis. Ngliat Egosentrisme iblis gw seperti ngliat keseharian manusia kebanyakan yang sering tidak puas dengan keadaan, menyalahkan orang lain, n slalu ngrasa bener.

Dibagian kedua ada: “The Men Who Have The Elephant”
bab awal dan akhir dari bagian kedua ini gw emang agak ga mudeng (hihii...slalu deh) tapi cerita ditengahnya tentang Pasukan Abrahah yang menyerang Rumah Suci Ka'bah bener-bener mengasikkan. Ada bagian yang bikin gw tercengang sewaktu panglima Abrahah brekata kepada Abdul Muthalib yang tengah menggendong (calon) Rosululloh kira2 gini:

Tuhan memenangkan kaum Qurais yang jelas-jelas tidak meng-Esa-kan Tuhan dan menghancurkan pasukan Abrahah yang berperang Mengatasnamakan Agama (Tuhan) bukan karena ingin memenangkan kaum Qurais, tapi Tuhan menyelamatkan Abrahah dari kesalahan lebih jauh dan akan menghukum kaum Qurais dengan "tongkat yang diambil dari pohonnya sendiri" (yaitu:Muhammad).


gw berharap orang-orang yang berperang mengatasnamakan Tuhan juga baca bagian-bagian dimana sang Panglima mengingatkan Abrahah untuk tidak menyerang suatu kaum karena kesalahan salah satu kaum tersebut, suatu solusi tepat & efektif yang harusnya diteladani.

Buku ini bukan cuman bacaan orang Islam koq, bahkan crita-crita yang diambil banyak ngambil kisah-kisah Perjanjian Lama dan Baru. Yang jelas, siapkan pemikiran yang terbuka untuk baca buku ini n semoga dapat pencerahan setelah membacanya


3 comments:

Anonymous said...

Tuhan memenangkan kaum Qurais yang jelas2 tidak meng-Esa-kan Tuhan dan menghancurkan pasukan Abrahah yang brperang Mengatasnamakan Agama (Tuhan) bukan karena ingin memenangkan kaum Qurais, tapi Tuhan menyelamatkan Abrahah dari kesalahan lebih jauh dan akan menghukum kaum Qurais dengan "tongkat yang diambil dari pohonnya sendiri"

Cuma pengen nanya, soalnya saya belum baca bukunya, itu sumber percakapan tersebut diambil darimana ya? Setahu saya, tidak satupun yang selamat ketika terjadinya peristiwa 'Gajah' itu? Apakah panglima ini panglima yang tidak ikut perang atau bagaimana?

Lagipula, yang sesungguhnya terjadi ketika Muhammad lahir adalah bukan sebuah 'hukuman' bagi orang-orang Quraisy, tetapi sebuah 'rahmat' bagi mereka, bahkan bagi seluruh alam semesta.

ndahdien said...

Buku ini digolongkan dalam Cerita Fiksi, jadi mungkin mirip dengan Da Vinci Code yang banyak memuat fakta tapi juga banyak "bumbu"nya, seperti juga kisah sang panglima itu.

Penggunaan kata hukuman menurut saya adalah cara pandang sang panglima itu sendiri dengan melihat kehadiran Muhammad ditengah-tengah kaum Quraish. Seseorang mendefinisikan suatu kejadian sebagai hukuman, rahmat, ujian ataupun cobaan akan sangat tergantung dari pribadi @orang.

Resensi lain yang bisa dikunjungi: http://www.bukukita.com/infodetailbuku.php?idBook=663

Anonymous said...

titik akhirnya adalah bagaimana mengambil nasehat sehingga mampu menjadi manfaat untuk keselamatan dan kesejahteraan diri ... hingga sampai ke akhir perjalanan ...

dan ... tentukan pilihan sebelum waktu berhitung tiba ... !

Disini, untuk Sebuah Janji

Generasi masa kini mungkin telah memiliki pemikiran yang terbuka dalam mendefinisikan kewajiban anak kepada orang tua. Dari banyak opini di ...