Showing posts with label catlovers. Show all posts
Showing posts with label catlovers. Show all posts

Monday, August 8, 2016

Penyakit mematikan itu bernama FIP

Tidak pernah terbayangkan betapa menyakitkan dan menyedihkannya ketika Roso, kucing yang sudah saya cintai sejak ia masih dalam kandungan harus berhadapan dengan penyakit mematikan bernama FIP, Feline Infectious Peritonitis. Saya pikir tidak ada penyakit kucing yang tidak ada obatnya, jangankan obat, bahkan vaksin FIP-pun belum ada. Entah kapan dan darimana Roso mendapatkan virus yang membunuhnya secara perlahan. Disini saya ingin berbagi tentang bagaimana awal-nya Roso didiagnosa FIP hingga akhir hayatnya, sedangkan penyakit FIP itu sendiri sebaiknya ditanyakan ke dokter hewan yang lebih berkompeten atau baca artikel dari Dr. Addie yang banyak meneliti tentang FIP Dr. Addie – What is FIP
 
Roso adalah anak bungsu dari 4 bersaudara, sejak bayi dia dan Rose seringkali kalah dari Rosi dan Rosa dalam mendapatkan air susu Snowy, bahkan ketika sudah mulai makan saya harus memisahkan jatah makan Roso & Rosa dari saudaranya yang lain. Penyakit yang pertama diderita Roso terjadi saat dia berumur 6 minggu, badannya demam setelah kakinya digigit tikus yang hampir saja berhasil menyeretnya masuk lubang. Namun demamnya hanya 1 hari, kami memberinya antibiotik untuk pencegahan. Setelah berumur 2 bulan kami membebaskan mereka bermain. Penyakit kedua terjadi saat usianya 4 bulan, Roso terserang flu berat, kata dokter dia terkena Feline Calici Virus (FCV). Penyakit ini ditularkan oleh kucing “The Beast” yang sering main ke rumah, dan Roso yang sangat ramah dengan teman-temannya selalu mencium pantat teman. Mengingat lingkungan kami sangat banyak kucing liar, kucing menjadi sangat rentan tertular penyakit, sehingga kami merencanakan untuk vaksin sebelum dan sesudah lebaran. Vaksin pertama dilakukan saat usianya 6 bulan, vaksin Rabies. Kami berencana melakukan vaksin lagi setelah libur lebaran.

Tuesday, April 26, 2016

I Love You Rose.... Goodbye

Dari sekian banyak drama Snowy dan anak-anaknya kepergian Rose adalah drama yang paling menguras emosi (baca kisah drama sebelumnya di: Drama Tiada Akhir Snowy dan Anak-Anaknya). Sedikit demi sedikit berkat keterangan penghuni Rumah Orange kami menemukan fakta bahwa:

  • Rose dipelihara oleh mahasiswa Fakultas Kehutanan Angkatan 49, dia bilang menemukan di jalan. 
  • Rose dirawat didalam kandang yang ada dikamar dia.
  • Beberapa kali dia juga membawa kucing berwarna putih, tapi kucing putih tidak dimasukkan kandang yang ada didalam kamarnya. Karena sering poop sembarangan dan suka mencakar ban motor, teman kost-nya ada yang complain sehingga kucing putih dikeluarkan. (mungkin karena inilah Roso kembali).


Setelah yakin akan keberadaan Rose, kami mendatangi rumah orange, namun sayang dia belum pulang, kami disarankan kembali lagi esok hari. Pagi harinya kami kembali ke Rumah Orange namun ternyata dia tidak pulang. Tidak ada solusi karena penghuni Rumah Orange juga tidak enak kalo harus menanyakan hal ini ke dia. Hal yang mengejutkan adalah ketika sesosok kucing belang tiga berbulu panjang itu loncat ke jendela kamar. Sontak kami berteriak “Roseeee!!!” Seperti adegan di film-film serasa ada flash back kenangan Rose lahir, belajar jalan, kalah berkelahi, meringkuk saat sakit dan semua hal tentang anak ke-3 Snowy. Gw-seneng-banget!. Atas saran teman-teman Rumah Orange, Rose kami bawa dan masalah dianggap selesai.


Saturday, January 16, 2016

Drama Tiada Akhir Snowy dan Anak-Anaknya

Bukan Snowy namanya kalo tidak menciptakan drama. Sejak kehadirannya di awal tahun 2015 beragam peristiwa yang menegangkan, menyenangkan hingga yang menguras air mata. Tidak lama berselang setelah kematian tragis anak-anaknya dia sudah “move on” dan sudah diduga Snowy hamil kembali. Luar Biasa!! Hasil USG menunjukkan dia memiliki 4 bayi. Pada tanggal 15 Oktober 2016 bertepatan dengan bulan Suro lahirlah 4 anak Snowy, 2 jantan dan 2 betina yang kami beri nama Surosi, Surosa, Surose, Suroso. Rosi mirip dengan Doni, putih belang hitam dengan kumis hitam yang membuatnya seperti Hitler. Rosa dan Roso berwarna putih dengan belang hitam (Rosa: plus coklat) di kepala. Sementara Rose sangat berbeda dengan saudaranya, karena warnanya belang tiga dan bulunya lebih panjang.




Saturday, August 8, 2015

Tragedi anak-anak Snowy

Seorang ibu mencari-cari anaknya dari pagi hari, di siang yg terik dan saat hujan deras.. Tangisannya menyayat hati. Siapapun kalian yang mencuri Ramadani, Ramadoni, Ramadina semoga suatu hari nanti kalian mengalami hal yang sama seperti yang kalian lakukan terhadap Snowy.
Itu adalah status facebook gw hari Jum'at, 31 Juli 2015.

Perjalanan mereka sangat singkat, hanya 1 bulan 10 hari, 21 Juni - 31 Juli 2015. Kelahiran mereka adalah pengalaman pertama kami membantu kelahiran anak kucing dari menyiapkan tempat, membantu proses kelahiran hingga perawatan setelahnya. Snowy yang sejak awal tahun memilih menetap di Pondok NN mempercayakan kelahirannya pada 3 calon dokter hewan yang tinggal di NN. Alhamdulillah, sekitar 1.5 jam 3 anak kucing yang didominasi warna putih lahir di saat bulan puasa, untuk itu kami beri nama Ramadani, Ramadoni, Ramadina.

Friday, August 7, 2015

Tragedi di Akhir Juli

Datang dan pergi, lahir dan mati, adalah takdir Ilahi. Terkadang ada penyesalan menyelinap, menyalahkan diri sendiri atas peristiwa yang terjadi. Kenapa tidak ini, kenapa tidak itu, andai saja begini, andai saja begitu, mengapa begitu cepat, mengapa begitu muda?

NNers baru saja berbahagia dengan kelahiran 3 anak-anak Snowy di bulan Ramadhan, tepatnya 21 Juni 2015, mereka kami beri nama Ramadona, Ramadoni, Ramadani atau singkatnya Dona, Dina, Dani. Persalinan pertama Snowy di rumah barunya disambut sukacita pengasuhnya* (baca penghuni apartemen NN). Sejak sahur Snowy sudah mondar-mandir memilih tempat, namun hingga pukul 8 belum juga menempati kamar bersalin alias kotak kardus yang sudah kami siapkan sebelumnya. Elin akhirnya berinisiatif menggunakan tempat baju kotornya dan menempatkan Snowy di kamarnya. Pada pukul 11 mulailah dia berkontraksi, anak pertama lahir setengah jam kemudian. Pukul 1.30 seluruh proses persalinan selesai.

Selamat datang Ramadoni, Ramadona, Ramadani

Mengingat pemilik rumah tidak mengijinkan kami memelihara kucing, maka kami menyimpannya di pojok dapur dengan kulkas dan meja sebagai penghalang. 2 minggu kemudian mereka mulai membuka mata....WAH, matanya baguuuus....warnanya abu-abu! kami senang dia memiliki mata dari Bapaknya. (dan ternyata semua mata anak kucing abu-abu, warna aslinya baru muncul setelah 1.5-2 bulan)

Snowy dan anak-anaknya

Permasalahan muncul ketika kami harus mudik lebaran, siapa yang akan memberi makan dan minum? Kami meninggalkannya dengan stok makanan 1.3 kg dan air minum sekitar 2 lt. Untunglah saat kami kembali setelah libur lebaran mereka masih sehat, sudah bisa lari-lari. Tapi selayaknya kucing, rumahnya telah berpindah ke gudang. Tidak lengkap rasanya kehidupan kucing di Bara tanpa DERAMAH!

Menunggu di teras rumah
Kamis malam, 30 Juli 2015, seekor kucing yang kelaparan dan dehidrasi mampir di teras rumah, kami memberinya makan dan minum. Snowy yang awalnya masih didalam gudang keluar dan marah dengan kehadiran kucing baru (Snowy selalu marah kalo ada kucing betina, tapi gulang-guling menggoda kalo ada pejantah, sghhhh.....dasar kucing binal!). Pertengkaran terjadi, anak-anaknya lari ketakutan. Tidak ingin ada keributan lebih besar, kami memasukkan Snowy dan anak-anaknya ke gudang dan menutup pintu gudang tapi tidak menguncinya. Pagi hari Snowy ngeang-ngeong tiada henti, kami periksa gudang pintunya sudah terbuka dan tidak ada satupun anaknya didalam. Peristiwa yang mengantarkan Snowy datang ke NN kembali terjadi....dia kehilangan anak-anak LAGI!

Hujan deras di Jum'at sore membuat kehebohan tersendiri, akibat pembangunan rumah disamping yang tidak becus berimbas pada rusaknya saluran air, listrik, dan banyak bagian rumah lain. Cucuran air bak talang air mengguyur ruang tamu, kami kerja bakti hingga selepas maghrib. Snowy masih duduk termangu di teras rumah. Sekitar pukul 10 malam gw keluar kostan, dan dikejutkan dengan Doni yang tergeletak di luar pagar. Dengan panik gw gendong doni dan membawanya masuk dan terus berkata "Doni masih hidup kan?" Kami menjerit histeris menyadari dia sudah tidak bernyawa. Saat itu juga kami segera menguburkannya di halaman depan. Mungkin tadi pagi mereka jalan-jalan, tersesat, lalu kehujanan dan meninggal dalam perjalanan pulang. Mungkin.....

Tapi dimana Dani dan Dina? Ah semoga saja mereka selamat. Dini hari, sebelum istirahat, gw buka tirai di jendela melihat kuburan Doni. Belum lama gw ikut membantu kelahirannya, belum lama gw menggendongnya, baru kemarin malam gw mengajaknya bermain.... Selamat jalan Doni alias Zepy....perjalananmu terhenti di usia 1 bulan 10 hari.
Dalam kenangan: Saat mereka bermain
Dalam kenangan: Malam terakhir main bersama


Sabtu pagi kami dikagetkan dengan teriakan Ghina... "kucingnya pulang!" kami bergegas keluar dan menerima kenyataan yang lebih memilukan, Dani dan Dina tergeletak di dekat tong sampah dengan kondisi yang tidak bernyawa. Badannya basah dan mungkin karena sudah tergelatak lama, ada tikus yang menggigit sebagian badannya yang menyebabkan tangannya lepas. Air mata tak bisa lagi dibendung. Dalam liang lahat yang berdekatan, kami menguburkan mereka dengan alas kain kuning tempat mereka dulu dilahirkan.

Selamat jalan Ramadoni, Ramadona, Ramadani
Mengapa???!!!
Ini jelas-jelas bukan karena mereka meninggal dalam perjalanan pulang. Hujan sudah reda dari jam setengah 8 malam, tapi badan mereka basah kuyup dan sudah kaku, berarti mereka meninggal saat hujan kemarin. Siapa orang yang dengan kejam menculik dan mengembalikan mereka dalam keadaan tidak bernyawa?

Siapapun kalian yang menculik Ramadani, Ramadoni, Ramadina dan membuangnya setelah meninggal, semoga suatu hari nanti kalian mengalami hal yg sama seperti yang kalian lakukan terhadap mereka!!

Wednesday, June 17, 2015

Jadilah Dokter yang Merawat dengan "Cinta"

Pada dasarnya, semua profesi membutuhkan "cinta" dari pekerjanya. Namun kali ini saya ingin menyoroti dokter lebih khusus lagi dokter hewan. Memperlakukan hewan tentu saja harus lebih sabar, hati-hati dan teliti karena tidak seperti manusia yang bisa menyebutkan keluhan yang dirasakannya, hewan hanya menunjukkan perilaku yang mungkin saja dengan gejala yang sama ternyata beragam indikasi penyakitnya.

Di lingkungan tempat saya tinggal terdapat sebuah fakultas kedokteran hewan dan saya juga sudah sangat lama hidup bersama calon-calon dokter hewan. Dengan mereka yang tinggal satu kost saya dengan mudah "complain" kalo ada perlakuan tak menyenangkan terhadap hewan korban bahan praktek, terutama KUCING. Kucing adalah salah satu hewan yang sangat saya sukai, walaupun kalo boleh memilih saya lebih suka memelihara anjing seperti jaman kecil dulu. Anjing adalah hewan peliharaan pertama saya, 3 kali memelihara anjing semua berakhir tragis karena ada yang di racun ada juga yang di curi, konon katanya untuk pesta tahun baru. KEJAM!

Kucing baru menjadi hewan peliharaan yang benar-benar dirawat (tidak sekedar numpang lewat nyuri makan) ketika SMP, namanya Denish. Denish-pun berakhir tragis karena dia harus meregang nyawa bersama ke-3 anaknya karena ada tetangga yang meracuni keluarga kecil nan lucu itu. Setelah kepergian Denish saya tidak pernah lagi memelihara kucing, kalopun ada yang mampir ke rumah cukup disediakan makanan. Begitupun saat nge-kost, kucing datang dan pergi sesuka hati mereka saja. Namun pernah ada kucing yang kami beri nama "Puspita" dan "Crazy Cat" yang tinggal cukup lama di kostan. Puspita kucing paling penurut yang pernah saya temui, walopun lapar dia tidak pernah memaksa masuk rumah cukup menunggu di depan pintu. Berbeda dengan Puspita yang kalem dan ayu, Crazy Cat kucing yang tidak bisa diam. Bawaannya main mulu, kadang qt bingung dia heboh lari sana sini tanpa tahu apa yang sedang dikejar. Hingga pada suatu pagi saya tidak menemukan Puspita dan setelah itu tak pernah kembali.

Kecurigaan muncul kepada rombongan mba-mba cantik yang menyorotkan lampu senter ke halaman samping, mahasiswa FKH yang sedang mencari kucing untuk praktikum. Dari situ saya mulai tidak suka dengan calon dokter hewan yang tidak punya sopan santun dalam mencari hewan calon korban praktek. Memang, tidak ada kalung di leher Puspita, tapi dia tinggal di lingkungan rumah, bukan di jalanan!! Ketika temen kostan yang juga calon dokter hewan melakukan praktek bedah kucing saya udah wanti-wanti untuk merawat Hercules dan Herjunot dengan baik.

Kekesalan saya kembali muncul setelah Snowy, Bumil nan cantik tapi judes, pulang dengan luka di bagian perutnya bahkan 1 puting-nya hilang. Kami sudah berbaik hati menyerahkan Snowy yang sedang hamil kepada anak KOAS yang datang tengah malam karena belum mendapatkan kucing hamil sebagai bahan praktek USG. Tidak ada permintaan maaf, tidak ada kepedulian apakah bekas luka itu bernanah, tidak ada satu kata atau tindakan-pun atas KECEROBOHAN mereka membuang bulu di perut snowy. OH, Snowy berontak saat akan dicukur? Lalu dimana keahlian kalian untuk menenangkan pasien? OH SAYA LUPA, ITU TIDAK ADA DALAM MATA KULIAH!


Jadi kalian ini cuma memanfaatkan hewan sebagai bahan praktek demi nilai saja? Benar, dokter adalah profesi yang prestisius dan menjanjikan keamanan finansial tapi tolong lakukanlah dengan cinta. Perlakukan pasien anda dengan penuh kasih sayang. Anda pasti tidak suka ketika sopir angkot sradak sruduk ngejar setoran, sebal dengan Pak Lurah yang lelet ngurus KTP, benci dengan polisi yang menerima salam tempel. Semua profesi membutuhkan "cinta" agar bisa enjoy melakukan tugas yang diembannya, selagi kalian masih dalam taraf belajar cobalah juga untuk belajar menumbuhkan rasa cinta terhadap apa yang kalian pelajari.

Sunday, May 10, 2015

SNOWY: Tua, Ompong, Judez tapi Aku Cinta

Snowy
Snowy mampir ke kostan ketika kami merawat hercules dan herjunot. Kalau saja Herjunot tidak pergi pasti kami sudah menjodohkan Herjunot dan Snowy sehingga menghasilkan keturunan kucing berbulu putih sempurna. Kami tidak tahu saat itu Snowy sedang hamil. Sekitar pertengahan Januari kami dikejutkan dengan kedatangan Snowy yang sangat berbeda saat pertama kali dia main. Kondisinya menyedihkan, kurus dan kotor, perutnya yang sebelumnya berisi 5 anak saat itu menggelambir hampir menyentuh tanah. Setahu saya Snowy dipelihara salah satu temen ghina & venta yang tinggal tidak jauh dari kostan kami, tapi kenapa kondisinya mengenaskan? Tanpa pikir panjang, saya membelikannya makanan kucing dan selalu menyediakan dalam jumlah berlebih dengan harapan Snowy cepat gemuk agar bisa menyusui anaknya. Saat pertama datang, Snowy tergolong kucing yang penurut, kami bahkan dapat memandikannya tanpa banyak perlawanan.

Namun kehidupan keras yang dijalaninya membuat perangainya berubah. Semua berawal ketika malam hari Snowy berkali-kali mengeong, kami pikir dia sudah mulai ganjen lagi nyari pasangan. Kabar menyedihkan datang dari Teteh sebelah rumah yang mengabarkan ke-5 anaknya hilang, entah dicuri atau dibuang pemilik rumah. Seminggu lamanya Snowy gelisah, adegan yang paling menyedihkan ketika hujan deras mengguyur, tiba-tiba Snowy yang sedang tiduran berlari ke rumah yang pernah ia tinggali lalu mengeong-ngeong mencari anaknya.

Setelah badannya kembali semog dan bahenol kami membawanya ke salon kucing. Pengalaman pertamanya perawatan di salon bukannya membuat Snowy relax justru membuatnya stress dan mudah marah. Kecantikannya tertutupi aura judes yang justru bikin kami semakin suka ngisengin Snowy, di colek dikit langsung deh cakarnya maju disertai suara menggeram. Seperti kucing pada umumnya Snowy pemalas, tapi Snowy bukan tipe kucing yang senang bermain, suka di elus, bermanja-manja di pangkuan atau ndusel-ndusel di kaki. Kalo terlahir sebagai manusia mungkin dia sudah menjadi pemimpin gerakan feminism, mandiri dan tidak suka basa-basi.


Entah kenapa mendadak dia tidak mau makan, saya dan venta merasa bersalah karena menduga ini efek Snowy menjilati obat jamur yang dioleskan di kuping dan pundaknya sehingga lidah menjadi kebas atau radang tenggorokan mungkin? Berbagai merek makanan kucing diberikan, tetapi Snowy tetap tidak mau. Tak sengaja ketika Snowy menguap saya melihat gigi bawah sebelah kanan hilang dan gigi atas sebelah kiri tinggal separo. Apakah ini penyebabnya? Sungguh teramat berat suratan nasib yang harus dijalaninya, hamil tanpa suami, kehilangan anak-anak dan sekarang kehilangan gigi! Seandainya Snowy main sinetron hanya kurang 1 nasib buruk yang belum dialaminya, ketabrak lalu amnesia.

Alternatif termudah adalah memberinya makanan lembut dan mudah diperoleh, pilihannya jatuh pada Sarden. Snowy menyambut Sarden dengan penuh suka cita, dia makan dengan sangat lahap bahkan kuah sarden ikut ludes, piring makannya bersih. Persis sesuai ajaran Rosul, tidak menyia-nyiakan makanan . Namun dari sini kesalahan perawatan kucing dimulai. Bulunya rontok karena sarden mengandung kadar garam yang tinggi. Mama Venta dengan hati setulus peri membelikannya makanan mahal khusus untuk bulu rontok dan seuntai kalung bertahta mutiara yang membuat Snowy semakin cantik.

Pertengahan April lalu, ketika saya sedang mlipir ke Jogja sebuah sms mengejutkan datang dari Aul. "Snowy menjalin cinta dengan preman bara, si OM!" Entah kurang kerjaan atau iri dengan berakhirnya status jomblo Snowy, NNers ramai-ramai nonton Snowy dan si OM bercinta di teras rumah. Bahkan Elin mengabadikannya dalam video yang tentu saja hanya beredar secara terbatas. Sebenarnya kami gak rela Snowy berhubungan dengan pemimpin genk kapak yang sudah mem-bully Herjunot tapi kami juga tidak bisa menghalanginya, karena hanya ada si Om pejantan tangguh yang merajai jalan Bara.

Calon dokter hewan memperkirakan 2 bulan lagi (17 Juni 2015) anak Snowy akan lahir. Yah kalo meleset sedikit mungkin saat bulan Ramadhan nanti akan lahir kucing putih bermata biru (perpaduan bulu Snowy dan mata Om) yang akan kami namai Romadona, Romadoni, Ramadina, atau mungkin.... Ramadono.

Friday, January 30, 2015

Si OM: The Beast dari Genk Kapak cabang Bara

Kehadiran Hercules dan Herjunot ternyata membuat kucing penguasa bara meradang, dia sangat benci dengan Hercules. Setiap kali pintu dibuka atau kandang Hercules dibawa keluar dia sudah bersiap mencakar. Kekejamannya sudah setara Genk Kapak di film Kung Fu Hustle, kami melabelinya sebagai preman bara dan memanggilnya si OM. Wajahnya bulat dengan beberapa bekas luka di pipi tembebnya. Seperti layaknya kucing, si OM kadang juga menampilkan wajah memelas. Wajah ini yang sempat nipu gw dan menganggapnya seperti kucing-kucing yang sering berkeliaran di Bara Downtown.

Drama menegangkan ketika suatu pagi Hercules sedang berjemur (masih tetap didalam kandang) disamping rumah dan tanpa sepengetahuan kami si OM muncul dan menyerang Hercules. Raungan mengerikan membuat gw dan Endeh si Ibu peri lari ke samping rumah dan mengusir si OM. Hercules sangat shock! Untuk pertama kalinya kami melihat kucing bernafas seperti anjing, matanya melotot, mulutnya menganga dengan lidah terjulur dan nafas yang tersengal-sengal. Apapun yang kami lakukan Hercules tetap seperti itu. Pagi yang sangat berat buat Hercules.

Drama itu kembali berulang ketika Herjunot mulai dikenalkan dengan lingkungan luar rumah. Si OM langsung menghadang, sikap badannya menunjukkan
“Siapa lo? 
Mau sok jago berkuasa disini? 
Serahkan ikanmu, SEKARANG!”. 
Herjunot terpojok tak berdaya, suaranya melolong minta tolong. Sapu lidi kami acungkan ke si OM tapi dia tidak peduli, bahkan ketika kami dorong-dorong badan kekarnya dengan sapu lidi dia tak bergeming. Si Om layaknya The Beast yang tidak bergeming saat kepalanya dipukul oleh Sing (Stephen Chow).



Saturday, January 10, 2015

The Chronicle of Rangga, Cinta, Hercules & Herjunot

Akhir tahun 2014 kost apartemen NN disibukkan dengan kehadiran penghuni gelap baru yang datang silih berganti. Penghuni gelap ini harus dirahasiakan dari nenek (panggilan sayang untuk pemilik apartemen) karena sudah ada aturan "Dilarang memeliharan binatang, kecuali nyamuk; kecoa; tikus; semut dan cicak".

Walaupun ini bukan untuk yang pertama kalinya NN dihuni oleh anak Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) tapi akhir tahun lalu menjadi sejarah untuk pertama kalinya kami berkomplot setuju memelihara kucing calon korban mahasiswa FKH.

Kucing pertama yang dibawa Gina sangat tampan, dia sepertinya hasil selingkuhan kucing ras dan kucing kampung, bulunya tebal dan cukup gondrong panjang untuk ukuran kucing kampung tapi lebih pendek dari ukuran kucing ras. Demam reunian AADC membuatnya mendapatkan nama "RANGGA".


Rangga sepertinya sangat stress masuk ke lingkungan soksialita Bara (nama jalan hitz di kampus IPB darmaga). Seperti juga Nicholas Rangga Saputra, dia pun memilih diam tak banyak mengeong dikandangnya. Keesokan harinya Gina dan teman-temannya memandikan Rangga yang belepotan kotoran. Belum juga selesai ritual mandi kembang 7 rupa Rangga lari dari bandara kebun masih dengan sabun menyelimuti badannya. Kami hanya berharap.... Rangga akan kembali dalam 1 purnama!

Selanjutnya Gina mendapatkan kucing ras cuantik, kamipun sepakat memanggilnya CINTA. Belum sempat kami membuat artikel majalah dinding bermain, Gina pulang membawa kabar buruk bahwa Cinta sudah ada yang punya yaitu Mas Indraguna Sutowo Pemilik Laundry. Sepertinya memang kami tidak layak mendapatkan cinta.
*eh, koq curcol

Disini, untuk Sebuah Janji

Generasi masa kini mungkin telah memiliki pemikiran yang terbuka dalam mendefinisikan kewajiban anak kepada orang tua. Dari banyak opini di ...