Thursday, October 25, 2007

Transformasi Budaya Silaturahmi

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1428 H
Minal Aidzin Wal Faidzin
Mohon Maaf Lahir dan Batin

Apa ada yang masih sakit perut gara-gara menghujani perut dengan sirup dan tape?? Menurut kabar berita Rumah sakit dan Puskesmas penuh pasien diare, apa anda termasuk yang merepotkan para dokter?? Lha wong perut masih terbawa suasana puasa koq ya di hajar sebegitu kejamnya sih, mbo' yao pelan-pelan, kalo bisa malah ikut puasa syawal. Rekor puasa syawal gw cukup menyedihkan, karena godaan kue lebaran yang mana tahannnn, apalagi tahun ini harus bayar utang puasa yang buanyak jumlahnya dan baru di cicil 1 (halahh... )

Seperti juga tahun-tahun kemarin, lebaran tahun inipun kakak gw yang ada di Samarinda tidak bisa berkumpul berebut opor menthok menu pembuka lebaran pertama. Walopun sepanjang malam takbiran bertelfon ria dengan ponakan-ponakan yang cerewet bahkan di pagi harinya masih bersambung dengan acara bermaafan satu per satu dengan diiringi airmata dan di malam harinya masih aja kembali bergosip (douh douhhhhh pantesan provider telfon makmur jibar-jibur) tetep aja berasa kurang... karena nda' bisa njiwit, nguwes-nguwes rambut awut-awutan fadly, rebutan guling atau rebutan kepala menthok yang cuma ada 2. Tapi lumayan bersyukur juga mereka ga' pulang, karena air sumur sedang mengalami krisis. Sumber air di musim kemarau sepertinya kurang mendukung kebutuhan mandi dan cucian menggunung dari 14 penghuni rumahku apalagi 3 diantaranya balita yang masih demen ngompol.

Hari pertama lebaran setelah bersilaturahmi di masjid RW, hampir seluruh warga di RT-ku berkumpul di mushola untuk bersalam-salaman dan menikmati bersama nasi kenduri di atas nampan. Sudah 4 lebaran ini kami menjalani prosesi silaturahmi di Mushola, dari sisi waktu jelas lebih efektif karena dalam waktu +/- 1.5 jam kita dah bisa bertemu dengan semua warga RT. Silaturahmi dengan berkumpul di satu tempat juga sudah menjadi kebiasaan keluarga besar Mbah Madusman, keluarga dari ibu yang jumlahnya ratusan, bahkan saking produktivnya keluarga ini bereproduksi gw dah jadi seorang nenek dengan cucu berjumlah hampir 15 orang dan yang tertua sudah kelas 3 SMP (kakek-nya aja lum ada ssghh..... ). Sebelum Mbah Putri meninggal, walaupun ada acara silaturahmi setiap keluarga tetap saling mengunjungi terutama ke rumah dimana Mbah Putri memilih tinggal. Sejak meninggalnya Mbah Putri 4 tahun lalu kebiasaan saling mengunjungi mulai luntur, hampir semuanya memilih bertemu saja di Lebaran hari ke-3 jadual tetap acara silaturahmi keluarga. Sedangkan dari keluarga Bapak berhubung beliau sekarang menjadi yang tertua 2 keluarga adik Bapak dipastikan selalu datang dan 2 lainnya hanya kadang-kadang aja karena mereka sudah berbeda keyakinan.

Sebagai orang yang doyan maen gw selalu ngerasa kurang sreg dengan perubahan ini, karena hanya moment lebaran yang menurut gw waktu paling efektif untuk saling berkumpul dan berbagi cerita. Ketika berkumpul dengan jumlah orang yang begitu banyak dan waktu yang begitu singkat semua cerita hanya basa-basi saja dan teramat susah mengingat kabar-kabar tetangga ato saudara sehingga yang keluar biasanya pertanyaan yang itu-itu saja
Sekarang kerja dimana?
Anaknya berapa?
Kapan Nikahnya?

Berbeda ketika qt berkunjung ke rumah temen/saudara, beranekaragam cerita bisa qt bagi dan kedekatan batin juga lebih berasa. Tapi alesan kerepotan membawa anak sering menjadi senjata pamungkas keengganan untuk saling berkunjung.

Tahun ini gw sangat bersyukur karena tidak terserang flue berat seperti tahun lalu dan walopun tidak lagi punya tukang ojek berbekal kenekatan gw jalan sendiri ke rumah temen-temen sekolah dan keisengan sms berbuah pertemuan dengan 3 temen yang dah 11 tahun ga' ketemu. Seneng banget waktu mereka juga nrima undangan gw buat maen ke rumah. Sedangkan dengan temen kuliah seperti biasa juga tidak bisa bertemu, gw emang setiap lebaran ga' maen ke purwokerto, purwokerto selalu gw agendakan di saat ngambil cuti ka' bulan May kemarin. Tapi diujung libur gw masih bisa nyempetin maen ke Maos nengokin "Inseptia Raisya Romadhona" junior baru KUMATAN. Gw seneng berkumpul (bersilaturahmi) dan gw selalu ingin kesenangan gw untuk maen tidak akan luntur walopun nantinya dipercaya Tuhan memiliki keluarga. Semoga semangat saling berkunjung temen n sodara gw juga bisa membara lagi sehingga silaturahmi bukan hanya ajang salaman dan basa-basi, semoga qt masih bertemu lagi dengan Idul Fitri tahun-tahun berikutnya....

5 comments:

Anonymous said...

welkambek!!
wah tape, kangen tape th lalu pulang kelupaan ama tape.
itu sodara sampe ratusan masih inget namanya ngga??

Totok Sugianto said...

Selamat Idul Fitri Mohon maaf lahir dan batin.

jaya said...

Lebaran ini kok gw gak ketemu sama kacang bawang ? sudah bertransformasi pula kah ?

ndahdien said...

@kenny: apalnya cuma sampe keturunan ke-2 ajah, ke-3 dst wassalam dehh^:)^
@totok: nyuwun pangunten jg yo mas
@jaya : transformsi jadi sambelan pecel mas huehehe.. malah enak to?

Anonymous said...

wah ... dah lama aku nggak makan tape :)

keluargamu buanyak sekali ya Dien, dan kamu sabar sekali mengunjungi mereka satu persatu , salut!

Disini, untuk Sebuah Janji

Generasi masa kini mungkin telah memiliki pemikiran yang terbuka dalam mendefinisikan kewajiban anak kepada orang tua. Dari banyak opini di ...