Monday, November 26, 2007

Dari JakJazz & Kuliner

Selepas maghrib kami memasuki arena jak jazz festival 2007, belum terlalu penuh dan ada sedikit penyesalan karena ternyata handycamp dengan leluasa dapat melewati pemeriksaan ala kadarnya. Sebagai orang udik yang pertama kali nonton jak jazz kami sudah kebingungan di arena depan, berharap ada panitia yang menyodorkan panduan acara sehingga kita langsung tau panggung apa, dimana dan ada siapa dan kalo beruntung dapat juga seabrek gratisan majalah (ka' di jgtc gituu) tapi ternyata yang ada sebuah stand yang menjual buku panduan. Oalahh miskin amat, masa buku panduannya aja dijual dan karena kemiskinan kami juga cukup 1 aja yang dibeli dan bekerjasama membaca denah. Akhirnya diputuskan untuk menonton dewa budjana&tohpati ==> ireng maulana tapi lagi-lagi kita muter-muter area outdoor dan mendapatkan stage tanpa nama dan belum ada performer. Mengikuti pepatah lama kamipun bertanya kepada panitia dimanakah gerangan dewa budjana tapi ternyata mereka juga ga' tau, daripada bingung kami mencari sumber suara yang sepertinya dari indoor.

Di arena indoor tidak ada petunjuk ruangan mana yang dipakai ataupun plakat besar didepan pintu yang menunjukkan apa nama stage didalamnya karena jelas ini akan membantu. Kamipun terdampar di sebuah stage yang setelah di tebak-tebak ini pemenang jakjazz.. ooo berarti ini impro stage. Gw yakin banget ada big stage di indoor makanya bergegas kami meninggalkan impro dan setelah keliling 3/4 putaran kami mengintip melalui pintu B3 yang tertutup.. lahh itu kan ireng maulana. Kosong... mana penontonnya?? Apa Ireng&Band lagi latihan?? Tapi kami memutuskan untuk duduk dan ternyata di stage yang sepi ini akan ada penampilan Rani dan Carmen. Ireng Maulana juga bingung ka' gw dengan sepinya pengunjung disini dan sedikit menyindir panitia lalu berlalu ke belakang panggung mungkin mendamprat mereka (hihiii ini jelas opini pribadi). Terbukti setelah Ireng kembali ke panggung dan mengiringi Rani kemudian disusul penampilan Carmen Big Stage-pun mulai banyak pengunjung. Ngga' perlu gw ceritain betapa memukau mereka dan performer lainnya yang kami saksikan seperti Luciano Antonio & Zarro, Danny & Marlayne Connection, Satoru Shionoya, Curtiz King (cuma bisa manggut-manggut dari jauh karena stage-nya penuh banget) dan Maliq & d'essentials yang jelas kami terpuaskan.



Yang bikin kuciwa n pengen njitak nusy (kalo ga' inget gw dateng atas kebaikan hatinya hehehe) karena dia ngeyel pengen nonton Dany & Marlayne ampe abizzz padahal gw penasaran banget ma penampilan Satoru Shionoya n bener aja feeling gw, begitu kami nyampe big stage keinginan njitak nusy makin bertambah. Bukan gw aja yang (pengen) jingkrak-jingkrak mengikuti irama cepat yang mereka pamerkan hampir semua pengunjung menggerakkan badan, ga' ada acara mesra-mesraan disini. Aplous tidak ada hentinya sampai mereka menghilang dibalik panggung. Kalo di jgtc kemarin gw berharap punya jurus meringankan tubuh ka' Mantili demi bertemu ballawan, di jakjazz gw cuma pengen menghilang dan berdiri didepan Yoshito Tanaka dan berkata "tatap mata saya, konsentrasi. dalam hitungan ke tiga kamu akan menikahi saya!! Mungkin gw perlu pede-kate ama Ny. Samurai dan berharap Mr. Samurai bisa nyomblangin gw n yoshito tanaka (ngimpiiiiiiiiii!!!!!!!!).

Satu-satunya tontonan yang bikin gondok tentu aja penampilan maliq, bukan dengan live performance mereka yang selalu powerfull tapi banyaknya penonton bertingkah ABG (ato emang ABG beneran) yang bertingkah norak didepan panggung persis lg nonton konser musisi pop ato idol. Gw' bisa nyalahin juga sih, secara personil maliq keren n dandy tapi kan ini jazz boo, tapi yaa sudahlah... walopun pemandangan ke panggung terganggu tapi kami masih tetap bisa menikmatinya sambil menatap bulan purnama di langit jakarta ditengah malam yang cerah. Sudah lewat jam 24.00 kami putuskan untuk kembali ke indoor melongok bugz in the attic tapi akhirnya balik lagi, ternyata musti bayar lagi hehehe... dasar orang udik yang miskin! tapi kami ga' udik-udik amat, terbukti bolak-balik ketemu maudy & eric meyer (mungkin perlu minta kenalin juga ma adeknya eric meyer, mrs. meyer bisa bantu??) ga' minta foto-foto tuh. Jam 1 lebih kami baru nyampe rumah jeng nusy, untunglah air di kampung rambutan ga' dingin jadi masih cukup beradab untukmandi, setelah jam 2-an baru kamipun terlelap.

Acara berlanjut keesokan harinya mengunjungi kuliner . Baru kali itu gw ngerasa betapa murahnya naek transjakarta, dengan hanya membayar Rp. 3500 kami menempuh perjalanan yang cukup jauh dengan berganti-ganti bus Kampung Rambutan - Kampung Melayu - Dukuh Atas 2 (berlanjut jalan kaki menuju dukuh atas 1 melalui jembatan yang puanjanggg) - Harmony. Dari halte Harmony kami naik mikrolet 08 menuju Gedung Arsip, dengan membayar HTM 20rebu dan voucher 12 lembar (@Rp 5000) kami berkeliling nyicipin manu-menu yang terbilang cukup mahal 2xlipat dari harga pasar. Bukankah seharusnya di pameran harganya jauh lebih murah?? Tapi Mie Aceh dan sate jamur-nya ga' ngecewain apalagi kopinya..hmm.. Seleb di acara ini tentu aja Pak Bondan mak nyuss. Jam 3 kami pulang ke rumah masing-masing.

Rencananya sih hari Minggu mo ke cileubut dan depok tapi udara yang super puanaz bikin semangat gw leleh, gw cek temen di jakarta dengan mengetik "Reg (spasi) Cuaca" ternyata dia juga melaporkan keringatnya sudah bisa nggantiin biosolar. Akhirnya gw putusin merebahkan badan di ubin saja sambil ngabisin bacaan ringan yang bikin ngakak "Pipi si Kaus Kaki Panjang", cerita petualangan anak-anak "Dari Arsip Campur Aduk Mrs. Basil E. Frankweiler" dan Gadis Pantai (Pramoedya). Baru pertama kali ini baca tulisan beliau, ternyata enak juga (sayup syaup trdengan koor "ya iyaaaa lahhh, kemane ajeeeeee bu!!!") upss maaf... abis takutnya novelnya terlalu berat ka' "Perempuan Batu" karya siapa ya itu yang bikin kepala cenut-cenut. Sangat disayangkan Trilogi gadis Pantai tidak ada kelanjutannya. Sambil menunggu akhir minggu ini yang akan di isi dengan kondangan ke anggota ex_pesona Iman dan Artho semalem gw dah mulai nyicil Gadjah Mada.

2 comments:

Anonymous said...

gadjah mada? pengen sih bacanya cuman masih ada tanggungan menyelesaikan klan otori...

Anonymous said...

gak minta foto2 tapi mesti ndhusel2 maudy terus ki

Disini, untuk Sebuah Janji

Generasi masa kini mungkin telah memiliki pemikiran yang terbuka dalam mendefinisikan kewajiban anak kepada orang tua. Dari banyak opini di ...