Monday, October 13, 2008

Buatku... Kereta masih yang terbaik

Mohon Maaf Lahir dan Batin

Gegap gempita lebaran telah berlalu, mulai hari Kamis gw dah ngantor lagi tapi berhadapan dengan gangguan internet, nyobain dengan Indosat paket eco yang katanya dengan Rp 100.000 bisa donlud unlimited/bulan koneksinya masih dodol. Yah sudahlah... sabar ajah.

Perjalanan panjang selalu melelahkan dan terkadang membosankan, seperti kepulangan gw ke Gombong akhir September lalu. Optimisme bisa sahur di rumah karena bisa mencapai indramayu dalam waktu 5 jam segera terhapus setelah masuk Cirebon dan terjebak macet di tol Kanci selama 5 jam. Tol yang seharusnya mempercepat perjalanan justru menjadi titik kemacetan terparah, bahkan temen gw yang masuk Cirebon jam 8 baru bisa keluar tol jam 2. GILA!! Ini harus jadi PR besar DLLAJR dan Jasa Marga yang tidak tanggap dengan jumlah loket dan kecepatan layanan di pintu tol. 17 jam total waktu yang gw habiskan didalam bis sampe pantat serasa lengket ma jok. Untungnya BNI ngasih bus yang lumayan enak jadi badan ga' sampe pegel-pegel atau kaki bengkak.

Pulang kembali ke Bogor gw mengggunakan KA Taksaka yang datang di stasiun Gombong tepat waktu dan sampe di stasiun Gambir juga tepat waktu, 6 jam 20 menit, GREAT!! Kesialan justru menimpa temen gw yang pulang naik LORENA dari Padang, Padang-Bogor ditempuh 46 jam!! Bukan karena macet mengular atau jalanan rusak tapi karena kondisi Bus yang tidak layak pakai, setelah salah satu kenek bus Lorena meninggal karena jatuh dari pintu depan yang ternyata kuncinya rusak kemudian dilanjutkan dengan mogoknya bus tersebut di Lampung sehingga bus yang dia naiki terpaksa harus menunggu. Eh ternyata bus-nya juga mengalami hambatan karena meletusnya salah satu ban dan langsung disambut omelan penumpang setelah sang sopir bilang
"padahal ban-nya baru diganti lho"
"emange dia pikir di bus ini orangnya ga' lulus sekolahan ya!!"
Belum lagi gerutuan orang yang kesel karena telat masuk kerja coz sesuai janji jam 7 sudah nyampe Bogor tapi ternyata jam 9 masih ngantri di pelabuhan Merak. Selain kondisi bus yang tidak nyaman dia juga harus menghadapi tempat pemberhentian yang sangat tidak layak untuk bus sekelas LORENA, untuk ke toilet terpaksa harus membeli aqua dan mengacuhkan kondisi toilet. Ini bukan kali pertama layanan LORENA mengecewakan, temen gw yang naik LORENA Super Executive ke Jogja juga ngomel-ngomel dengan kondisi bus dan tempat istirahatnya.

Sejak di Bogor gw udah sangat jarang memanfaatkan bus untuk pulang kampung. Padahal sewaktu masih di Depok gw penggemar setia bus Sumber Alam, tapi layanan yang semakin menurun bikin gw pindah ke Rosalia Indah dan Lorena. Dua kali menggunakan Lorena dan dibuat sakit hati bikin gw ga' mau make lagi. Dengan Rosalia Indah sebenernya enak dan nyaman tapi sayang kalo lebaran jatah kursi dari Gombong ga' ada karena dah di booking orang Wonosari & Jogja. Akhirnya gw mulai beralih ke Kereta, kalo pulang gw lebih memilih naik Sawunggalih dari Jatinegara jam 19.00 karena Taksaka malam ga' brenti di stasiun Gombong, sedangkan saat balik ke Bogor gw memilih Taksaka yang brenti di Gombong jam 11.40 dan jam 18.00 dah nyampe ke Gambir sehingga gw bisa melanjutkan ke Bogor naik Pakuan Expres. Ongkosnya juga sesuai dengan kenyamanan yang qt dapet, pada hari biasa Sawunggalih Rp 110.000 dan Taksaka Rp 190.000 sedangkan lebaran kemarin Taksaka mematok harga Rp 340.000. Kursinya enak, toilet bersih, dapet makan, bebas macet dan aman.

Penilaian gw tentu aja ga' fair kalo mbandingin dengan kereta ekonomi dimana penumpang samasekali ga' mendapatkan kenyamanan juga keamanan. Ungkapan dalam basa Jawa bilang "Rego nggowo rupo", kalo mo enak ya emang musti bayar mahal. Buat gw yang rumahnya masih bisa ditempuh dalam waktu 7-8 jam kereta masih menjadi pilihan terbaik, sedangkan temen gw yang tinggal di Jember tetap lebih memilih pesawat sebagai sarana perjalanan terbaiknya walopun habis dari Surabaya masih harus naik bus/kereta lagi. Perjalanan panjang nan melelahkan tidak sebanding dengan kebahagiaan yang diperoleh saat berkumpul dengan keluarga, makanya jutaan orang berjuang menempuh perjalanan panjang dengan taruhan nyawa sekalipun. Semoga tahun depan pemerintah semakin baik dalam memfasilitasi perjalanan mudik dan semoga tahun depan gw juga dah punya "temen" seperjalanan cie cie......

8 comments:

jaya said...

gw kalau pulang ke tegal, tanggung. naik kereta tanggung..kalau mau enak masak mesti bayar tiket ke yogya, naik,naik pesawat...mesti terjun. naik bus lha satu satunya.

Unknown said...

Maaf lahir bathin juga ya...
gimana kabar?

Anang said...

wah kalo ak milih bawa kendaraan sendiri, motor... ga jauh si paling 210km pp + jalan2

Anang said...

kelupaan. maap lahir batin.

Anonymous said...

maaf lahir dan batin jg, yg muda banyak salahnya yg tua banyak dosanya..hiks

waduh tobat deh klo naek bisa sampe segitu lamanya, pasti gak bisa lagi tidur mlumah :D

Anonymous said...

Amin... semoga lebaran tahun depan nggak harus sendirian mudiknya

Anonymous said...

@ jaya: jangan naik pesawat ms, ntar pesawatnya ga bisa take off (kecuali ms jaya dah diet hehe)
@ may : alhdh sehat mba'
@ anang: deuuhh yg raja jalanan nih, lo mudik ma Valentino Rossi ya;)) maaf lahir batin jg ya...
@ kenny: lhoo malah jam 7 dah mapan tidur n baru bangun adzan dhuhur, mantheb to??
@ elly: amin, do'ain yo mba...

Anonymous said...

Lorena...emang udah dari dulu gak beres tuuuh..belum lagi supirnya jg ugal2an nyetirnya. Makanya wkt ada kabar maskapai baru LORENA, suamiku bercanda," Pesawat Lorena sih terbangnya juga asal2an......."

Disini, untuk Sebuah Janji

Generasi masa kini mungkin telah memiliki pemikiran yang terbuka dalam mendefinisikan kewajiban anak kepada orang tua. Dari banyak opini di ...