Wednesday, February 13, 2008

Kalo Aku Menjadi...

Media sedang genjar memberitakan konser maut 9 february di Bandung yang merenggut 10 nyawa, ada yang berulang-ulang menayangkan rangkuman kejadian konser-konser maut dari jaman SOS, ada yang menyoroti panitia, aparat bahkan kehidupan positif para punkers yang sering dipandang negatif banyak orang (termasuk gw). Siapa yang merasa bertanggungjawab terhadap setiap musibah?? Tidak ada! Semua merasa sudah melakukan yang terbaik, panitia mendapat tempat yang tidak sesuai untuk pertunjukan.... tetapi kami sudah mendapat ijin lho. Aparat dinilai tidak bisa mengendalikan situasi... berapa sih jumlah kami untuk menangani sebegitu banyak orang? Penonton dalam keadaan mabuk.. loh kami mendapat bir gratis dari personel beside. Apakah ada penyesalan dari pihak Beside?? Entahlah... sepertinya karena tidak sebeken UNGU band ini kurang mendapat sorotan dari media.

Gw menyukai live concert coz euphoria yang dihasilkan dari dentuman music yang menghujam dada dan perasaan senang bisa melihat idola qt dari dekat. Sejak kuliah (dah lepas dari pengawasan ortu) gw mulai nonton concert tentu saja yang murahan (gratis kalo bisa!). Kami memilih band yang akan di tonton dengan pertimbangan aspek keamanan, dan pilihannya jatuh kepada Dewa, Padi, Gigi dan Ari Laso. Slank & Iwan Fals kami hindari walopun sangat menyukai karya-karyanya karena sudah dijamin rusuh, sedangkan band yang dulu berkibar seperti SOS ga' pernah sekalipun qt tonton bahkan pernah tiket Padi qt anggurin karena ternyata ada SOS... alasannya.. musik mereka ga' sesuai selera qt. Yah.. tontonan adalah masalah selera.

Setelah punya penghasilan sendiri dan makin mudahnya mendapatkan live concert gw juga makin rajin nonton dari yang EO-nya ecek-ecek sampe berkelas like adrie subono. Kerasa banget bedanya ketika sebuah concert diadain sebuah promotor yang berkelas, jaminan keamanan dan kenyamanan menonton benar-benar bisa qt peroleh. Orang jawa bilang "rego nggowo rupo"... mungkin itulah yang menyebabkan penonton di sebuah concert dengan tiket murah diwajibkan membawa nyawa double. Kalo menurut gw yang sok pintar dan belagu ini masalah utama adalah di kesiapan panitian menggelar sebuah event.



Mencontek program di transtv gw mo berandai-andai....seandainya gw jadi panitia mungkin hal-hal ini yang akan gw pikirkan:
  1. Keuntungan besar jelas bisa dilipatgandakan melalui penjualan tiket, kalo emang PD band yang di usung banyak peminatnya pakelah tempat luas yang murah meriah misalnya GOR atau yang lebih luas lagi Lapangan Sepakbola.
  2. Memikirkan dengan cermat kapasitasnya ruang dan oksigen, bisa nampung berapa badan sih dan bisa menghidupi berapa hidung?? Disini kemampuan berhitung dipertaruhkan dengan nyawa. Jangan cuma karena nyari murahnya nyari ruang 10m2 berpintu satu dan seenak udel menjual tiket sejumlah penonton lapangan bola.
  3. Jujurlah kalo mo minta ijin... emang bener ruangan tersebut sudah cukup memadai?? Disini moral panitia dipertaruhkan karena mereka yang paling tahu kesesuaian tempat, soal aparat pemberi stempel kesampingkan dulu lah moral mereka;)
  4. Harus bisa bekerjasama dengan semua pihak baik didalam timnya sendiri, aparat, sponsor, tim medis & band. Semua harus tahu tanggungjawabnya masing-masing, disinilah sebuah SOP diperlukan. Kegiatan apa aja yang berlangsung, detail tugas, siapa yang mengerjakan, tindakan apa yang musti diperbuat jika terjadi accident (heyyy!!! belajarlah Project Management!). Mungkin syarat menjadi EO harus pengalaman menjadi Administrator Project (wuakakakk promo diri sendiri)
  5. Waktu krusial dalam concert yang pertama adalah saat memasuki ruangan, setidaknya sediakan 2 pintu biar ga' berjubel dengan banyak jalur. Kedua adalah setengah jam sebelum konser berakhir... bisa dipastikan penonton yang ga' kebagian tiket pasti akan mendesak masuk. Nah disinilah koordinasi panitia-aparat-tim medis sangat dibutuhkan, penonton yang cape', marah (ga' tau diri banget sih) yang didalam pengen keluar yang diluar pengen masuk. Solusi cerdas.. kosongkan area dekat pintu masuk dan pasang lampu gede-gede yang menunjukkan pintu keluar.
  6. Jangan ijinkan band membagikan minuman apalagi minuman keras, ingetlah pesen pak ustadz "khamr itu haram"
  7. Pastikan kedatangan band tepat waktu, buat perjanjian pemotongan honor jika terjadi keterlambatan hal ini sebagai garansi keamanan jaga-jaga kerugaian yang diakibatkan amukan penonton yang jengkel concert-nya molor.
Sekarang kalo gw sebagai penonton, pertimbangan ini yang gw pake dalam memilih live concert:
  1. Sewaktu nonton concert murah pastikan ada temen co', pastikan dompet berisi ID dan uang sekedarnya tanpa membawa atm, walopun sedikit panas gw memilih make jaket karena melindungi body shape n melindungi baju dari siraman air.
  2. Ga' usah bawa kamera, handycamp dan minuman terutama di concert dengan tiket mahal karena bisa kena sita (dan dijarah di concert kelas embek). Tapi kalo nonton jazz concert maka semua barang itu wajib dibawa coz performer jazz ga' pelit penampilannya qt abadikan dan penontonnya santun.
  3. Dateng lebih awal biar dapat memilih posisi wuenak, hindari berdiri deket pintu masuk
  4. Kalo ada chaos jangan panik, cari tempat aman dan hindari pintu keluar/masuk karena dalam kondisi kacau fungsi pintu juga ga' jelas lagi mana u' keluar mana u' masuk
  5. Duduklah dulu kalo concertnya dah selesai... lumayan kan bisa nyelonjorin kaki yang pegel berjingkrak-jingkrak tapi jangan ampe ketiduran ya..hehehe, kalo dah ga' berjubel baru deh keluar
Nyawa di indonesia emang murah, mau di concert, pertandingan olahraga, demonstrasi, pemilu, dll tapi mbo' yao jangan di obral. Buat para promotor, banyaklah belajar dari setiap tragedi yang terjadi agar bisa mempersembahkan live concert yang sukses (bisa memberi nilai tambah di CV kan?) dan buat para music lovers jangan takut menghadiri live concert tapi pilihlah dengan bijak concert apa yang akan ditonton dan persiapkan diri kalian (perut terisi dan jangan lupa udah melaksanakan kewajiban kepada Sang Pemberi Hidup). Eh tapi siapa gw ya sok ngemeng begini, yo wis lah gw sign out sambil berdendang lagunya Rihanna (dengan sedikit mengganti lirik)

Plz don't stop the concert! Plz don't stop the concert!
It's getting late
I'm making my way over to my favourite place
I gotta get my body moving Shake the stress away

4 comments:

amethys said...

iyaaaa...piye seh masa konser koq make mbagi2 minuman dan.....sumpek gitu arenanya.
Harusnya pemberi ijin dan panitia memperhitungkan semuanya kenyamanan dan keselamatan ngga hanya keuntungan.
Dan minuman beralkohol kan hanya untuk orang dewasa yg umurnya 18 th keatas???
wuah medeni nonton konser murahan gitu

Anang said...

nonton di tv lebih enak ga dusel2an.. kekeke... tapi sensasinya memang beda.... apalagi kalo ada minumannya... *lhooohh*

kenny said...

mesti pinter maen sikut ya dirimu, seneng dusel2 an je. klo aku milih nonton di tv aja, tapi pengiiinnn banget suatu saat bisa liat unplugged nya hirai ken ama bryan adam (sek ah..bobok lagi mo mimpi :D )

ndahdien said...

@ wieda : payah poko'e mba'
@ anang : minum jamu maksudnyakan;)
@ kenny : janjianya klo mo notnon mas Badam.. eh qt jodohin aja Badam & Ken hehehe ka'nya setipe:)

Disini, untuk Sebuah Janji

Generasi masa kini mungkin telah memiliki pemikiran yang terbuka dalam mendefinisikan kewajiban anak kepada orang tua. Dari banyak opini di ...