Wednesday, September 10, 2008

Ndah Lagi Kangen

Membaca tulisan mba' endang disalah satu rumahnya membangkitkan rasa kangenku pada satu orang yang sangat aku cintai. Kenangan pada seseorang yang pertama hadir dalam kehidupanku, aq mulai mengenal dongeng si-kancil dari mulut manisnya, aku mulai mengenal huruf dan angka, menyanyi, menaiki sepeda semua dari kesabarannya. Hari pertamaku sekolah di TK, SD dan SMP juga bersamanya. Yahhh she's my mom! My Super Mom!!

Seperti kebiasaan kecilku yang selalu mau ikut siapapun keluargaku yang pergi (that's why panggilan kecilku adalah "gondel" dari kata "nggondel"/ngikutin") pagi itu Ndah kecil (4 tahun) ngeyel ikut mas-ku yang usianya 14 tahun lebih tua dariku pergi kerumah temennya. Dengan setelan trining warna hijau berpelet kuning hadiah dari juragan konveksi tetangga rumah aq diboncengin mas-ku. Sepulang dari rumah temennya kita nglewatin Pasar Kemit, sebuah pasar tradisional yang sangat terkenal dikampungku (halah info ga' penting!!). Diantara segerombolan orang di pasar itu aku ngliat ibuku, waktu itu sih aq cuma ngasih tau mas-ku dengan kegembiraan khas anak kecil
"Mas... itu ibu!!" dan berteriak memanggilnya "IBUUUU" dan tentu aja ibuku ga' denger

Sesampai dirumah aq maen sendiri, baru beberapa menit dah mulai merasa bosan dan mulailah merengek ke mas-ku minta dianter ke pasar. Tentu aja mas-ku ga' mau karena awalnya emang aq milih ikut mas-ku, senjata pamungkaspun keluar... mewek. Dengan teganya mas-ku ngunci semua pintu keluar dan dengan santainya masuk kamar mainin gitar fales-nya.. Aq dicuekin.. WHOAAA....

Tangisanku makin kenceng, sedih banget "dirumah - nangis - sendiri". Aq kan cuma pengen ketemu Ibu, cuma pengen megang roknya, cuma pengen digandeng tangannya, cuma pengen denger suaranya, cuma pengen dideketnya... Ga' peduli 1 jam lagi mungkin dia sudah pulang, ga' peduli nanti siang aq maen lagi dengannya, ga' peduli entar malem ndesel lagi diperutnya yang hangat aq cuma mau saat itu aq ada bersamanya. Herannya... sebegitu pengennya keluar aq ampe naik-naik teralis jendela (douhh emang dah heboh dari kecil).

Jadi buat ibu-ibu yang keheranan dengan kelakuan anak kecilnya yang pada satu kesempatan tiba-tiba nangis guling-guling pengen ketemu padahal baru ditinggal 5 menit, semoga cerita ini bisa menjelaskan bahwa kerinduan itu bisa hadir kapan saja dan kebutuhan sikecil akan kehadiran Ibu sangatlah besar. Bahkan ketika beranjak remaja dan dewasa alias setua ini:D, gw yang berjauhan dengan Ibu sering sekali dilanda kerinduan. Seperti saat ini, seiring makin dekatnya hari raya Idul Fitri semakin tidak sabar saja untuk pulang kampung, mencium pipinya dan merasakan hangat pelukannya. Mbooookkk aq kangennn.....

4 comments:

Anang said...

haiah, tak pikir kangen mas maldini.... *losfokus*
kembali fokus, wah kangen mama to...

Anonymous said...

Iya Ndah.....kalo selalu kangen itu pasti.
Untuk anakku yg di cerita itu, bukan kali pertama lho ditinggal. Dulu waktu aku msh nari kan sering harus pergi luar kota bbrp hari, apalagi kalo ke LN sedikitnya seminggu. Kangen, tp mestinya dah terbiasa utk ngatasi kangennya dgn tlp dan diam.
Cuma ya, memang 3th belakangan, aku udah di rumah terus. jadi begitulah....

ndahdien said...

@ anang: kan skrg tiap weeknd dah diapelin ms maldini (walopun kalah mulu whoaaa...)
@ ndang: waduhh telf aja ga' bakal cukup mba, pokoknya pengen deketan ajah

Anonymous said...

aku kangennya ama mbak ku yg udah kayak pengganti ibu. Klo udah kangen muntup-muntup biasanya jadi keimpen trus ngabisin pulsa.

Disini, untuk Sebuah Janji

Generasi masa kini mungkin telah memiliki pemikiran yang terbuka dalam mendefinisikan kewajiban anak kepada orang tua. Dari banyak opini di ...