Tuesday, September 16, 2008

Niat Baik Saja Tidak Cukup

Sudah berkali-kali terjadi tapi sepertinya tidak dapat belajar dari pengalaman. Belajar dari pengalaman orang lain mungkin sulit tapi seharusnya setelah berulang kali menyelenggarakannya dengan banyak korban pingsan, tidakkan terpikir untuk mengubah skema yang sudah ada? Inilah bencana dipertengahan puasa, 21 wanita yang ikut dalam antrian pembagian zakat meninggal dunia.

Sontak media memuat berbagai tanggapan, ada polisi yang lepas tangan terhadap kejadian ini dengan menyalahkan Pak Syaikon yang enggak koordinasi seperti tahun-tahun sebelumnya, ada psikolog yang menganalisa karakter "Riya" seperti artis-artis Indonesia karena Pak Syaikon mengumumkan pembagian zakatnya melalui radio, ada ulama yang menyayangkan pembagian seperti ini karena sebenarnya sudah ada lembaga Amil Zakat yang dapat menyalurkan bantuan, ada pejabat yang menilai telah terjadi eksploitasi kemiskinan, ada Pak SBY yang akhirnya ketiban sial dapet sms mencaci maki pemerintahan yang ga' becus ngurusin kemiskinan dan masih banyak lagi.

Mungkin Pak Syaikon tidak bermaksud Riya, mungkin juga beliau kurang percaya dengan BAZIS atau lembaga amil zakat lainnya, mungkin tidak ingin merepotkan polisi, mungkin hasil pembelajaran tahun-tahun sebelumnya beliau merasa cukup ditangani sendiri dan diantara semua kemungkinan itu ada satu hal yang pasti beliau ingin membersihkan setiap rezeki yang dilimpahkan Alloh dengan menyalurkannya secara langsung. Namun niat baik saja tidaklah cukup, niat yang baik harus dikerjakan dengan tindakan yang baik bahkan harus dipersiapkan dengan baik pula.

Tragedi ini jelas mengingatkan kepada qt bahwa masih begitu banyak orang yang tidak punya dan sangat membutuhkan bantuan. Juga mengingatkan qt akan kewajiban 2.5% hak fakir miskin yang musti diambil dari rezeki qt. Buatlah perhitungan setiap rezeki yang qt peroleh, lanjutkan dengan membuat daftar orang-orang yang akan menerima zakat mal dan serahkan langsung kepada mereka. Duduk bersama mereka, berbincang, mendengarkan cerita dan keluh kesahnya dan rasakan kebahagiaan yang tak terhingga ketika do'a meluncur dengan tulus dari mereka. Cara ini akan lebih mengena bukan hanya yang menerima karena merasa dihargai qt telah mau mendatangi rumah mereka tapi juga sangat mengena bagi yang memberikan karena memberikan kerinduan untuk kembali berbagi. Mari kita luruskan niat qt dan lakukanlah dengan baik, semoga Alloh meridhoi dan menerima ibadah qt, Amin.

6 comments:

Anang said...

ada makna di balik semua pertanda, mari kita petik hikmah di balik ini semua. amin..

Anonymous said...

iya,di koran sini jadi headline jg miris banget.

btw obaa chan masih punya samurai laen kog (samurai beneran!!) :P

ndahdien said...

@ anang: semoga tidak hanya saling menyalahkan ya..
@ kenny: douh jd headline koq ya ga' enak;(
(tega bener aq dpt aslinya, buat harakiri ya bu!)

jaya said...

saya menerima dan menyalurkan zakat anda...bersihkan harta dan pendapatan kita dgn zakat...serius saya menerima dan menyalurkan...saya dari yayasan zakat amanah, berdomisili di depok..terdaftar dan resmi....

Anonymous said...

bingung aku mau komentar, krn persoalan spt ini memang pasti bisa aja mau dikomen dr byk sudut. Kyk yg bilang bhw itu krn gk percaya badan yg sdh ada, bisa jadi itu hanya ketersinggungan krn merasa dicuekin.

lebih baik memang tdk saling menyalahkan, tp semua periksa diri sendiri, tmsk masyarakatnya....betulkah tidak mampu?betulkah butuh bantuan org lain?

Anonymous said...

ngenes baca cerita soal nyawa yg melayang hanya gara2 antri sedekah sebesar 30.000 rupiah, hallooo ... ini nyawa orang bukan ayam :(

Disini, untuk Sebuah Janji

Generasi masa kini mungkin telah memiliki pemikiran yang terbuka dalam mendefinisikan kewajiban anak kepada orang tua. Dari banyak opini di ...