Wednesday, April 9, 2008

Menghargai Budaya Jawa melalui Novel

Jawa Banget sihh!!!
Gw selalu pengen nggampar mulutnya setiap kali ucapan bernada rasis itu muncul dari mulut temen kost gw, sebagai orang Jawa tentu wajar gw tersinggung karena setiap di TV muncul orang berwajah bulat dan berkulit hitam. Sering sekali kata-kata itu keluar dengan ditambah:
kenapa sih orang Jawa pada item-item?
Kalo dikampung saya, pedagang bakso, pembantu semuanya dari Jawa
Orang Jawa tu ada dimana-mana, ya karena adanya program transmigrasi tuh. beda dengan orang "sukunya" qt merantau untuk berdagang, bukan jadi petani apalagi tukang becak.
Hampir semua suku pengen punya menantu orang Jawa, katanya sih orangnya rajin, ulet, tidak banyak tingkah dan penurut, bener ngga'?? kan ada tuh stigma "kalo mo nyari istri, ambillah 1 orang Jawa buat ngurus rumah, orang padang untuk di dapur dan orang sunda untuk dibawa pergi"

Awalnya gw masih meladeni, harap maklum kalo sebagian besar orang Jawa karena semakin ke timur udara semakin panas, sehingga wajar sampai di flores hingga ke papua derajat kelengasan (halah make istilah ilmu tanah segala) semakin tinggi alias makin item (adouhh padahal kulit gw jauh lebih putih dari kulitnya). Siapa lagi yang bisa bikin bakso enak kalo bukan orang Jawa, kalian nyontek bikin martabak bikin lanting ngga' ada yang lebih enak dari kekhasan bumbu orang Jawa. Daripada dirumah aja menjadi pengangguran apalagi perampok masih lebih baik mereka berusaha keluar dari daerah dan perlu lo inget sejak jaman kerajaan berabad-abad yang lalu orang Jawa sudah berekspansi ke seluruh nusantara! Maksud lo, orang Jawa karena penurut terus gampang dikadalin gitu???
Lama-lama.... keluar juga kalimat ketus gw "Rasis banget sih lo!!"



Gw selalu berhati-hati jika menyangkut pembicaraan tentang suku, bagaimanapun Indonesia terdiri dari banyak suku dengan stigma yang beragam. Kalo berabad-abad dulu sebelum ada percampuran budaya yang kental seperti saat ini boleh lah orang berprasangka buruk terhadap orang dari lain daerah. Tapi di jaman sekarang apalagi tinggal di daerah kota yang satu kampung saja bisa ditemukan semua suku tidaklah bijak mengungkapkan tuduhan-tuduhan mengenai sikap, perilaku dan adat suku lain berdasarkan pemikiran jaman purba. Kenapa Jawa sering menimbulkan kecemburuan??

Pengetahuan gw tentang suku gw sendiri tidak banyak, banyaknya kerajaan yang tumbuh dan tumbang sudah cukup memusingkan untuk diingat. Pelajaran sejarah begitu membosankan dan bagi gw hanya sebuah rangkaian peristiwa yang harus dihapalkan tahunnya dan tidak banyak membantu pengetahuan tentang apa dan bagaimana leluhur gw menorehkan sejarah, pelajaran bahasa Jawa bagai neraka karena aksara Jawanya ga' menyimak sedikitpun apa makna tersembunyi dari bahasa dan adat istiadatnya. Namun kesenian Jawa sangat gw nikmatin, mungkin karena dasar gw-nya yang "banci tampil" sehingga hal-hal yang berhubungan dengan performance di panggung gw selalu nomor satu. Tarian Jawa dan kejuaran tembang mocopat dari TK sampai lulus SD tidak pernah ketinggalan. Tapi setelah SMP gw melupakan semua kesenangan menari dan "nyinden" gw banting setir drama dan menyanyi, begitu banyak tahun yang gw lewatin tanpa hal-hal yang "njawani".

Akhir tahun 2007 gw berkenalan dengan Gajah Mada melalui bapak Langit Kresna Hariadi, 5 buku mengupas sepak terjang GM sejak dari bekel sampai masa keruntuhan majapahit. Catatan kaki memuat referensi sejarah yang digunakan membuat gw terkesima, ternyata jaman dahulu orang sudah begitu pandai mendokumentasikan peristiwa.. ahh bodoh kali yang gw inget cuma empu prapanca seorang wartawan senior. Keluar dari jaman kerajaan gw membaca "Pangeran Diponegoro - Menggagas Ratu Adil" karya Remy Sylado, berbeda dengan GM yang bergenre thriller sehingga gaya ceritanya cepat dan banyak intrik, Remy Sylado menceritakan awal perjalanan Ontowiryo menjadi Pangeran Diponegoro dengan santai sarat pengetahuan budaya jawa. Dalam salah satu dialog Paku Alam berkata "Bangsa Jawa adalah bangsa yang akalnya ISLAM namun hatinya HINDU", yup bagaimanapun juga Hindu sudah mendarah daging ditanah Jawa sejak berabad silam dan Islam hadir dengan memanfaatkan budaya hindu. Langit kembali mengeluarkan novel "Candi Murca" bersetting.. tunggu sebentar apa ngga' salah nih... cerita berjarak waktu 800an tahun wah wahhhh keren banget bagaimana potongan peristiwa-peristiwa bercampur aduk dalam satu buku bolak balik antara peristiwa abad 12 dan 21. Candi Murca terdiri dari 2 buku: Ken Arok Hantu Padang Karautan dan Air Terjun Seribu Angsa. Dengan banyaknya buku yang berbasis sejarah tanah Jawa berabad-abad silam (walopun bersifat fiksi) sedikit banyak pengetahuan gw tentang leluhur gw bertambah dan selalu dibuat terkagum-kagum dengan budaya suku gw, Jawa. Jauh lebih mudah, enak dan menyenangkan belajar sejarah melalui novel.

Salah satu kekagumanku adalah makna dibalik Aksara Jawa yang sejauh ini gw cuma tau "ada 2 utusan yang kemudian bertengkar, karena sama-sama kuat lalu keduanya mati" ternyata makna aksara tersebut berisi pesan kearifan dan Remy Sylado membaginya dalam novel Pangeran Diponegoro:

Ha-sal dzat Hyang Suksmajati (Muasal Zat Illahi adalah sukma yang menerangi)
Na-ndho daya prana gung ametha (Menimbun kekuatan nafas yang membentuk kehidupan yang agung)
Ca-hya cipta budi kabeh (Cahaya cipta budi seluruhnya)
Ra-sa lancar manrus ngugemi (Rasa inti dalam hati)
Ka-rsalancar manrus ngugemi (Niat yang terus lancar dengan pegangan yang teguh)
Da-den nuhu ucapnya (Dengan ucapan yang sejati)
Ta-sah amemaya (Selalu berbuat baik)
Sa-rwindra ngibadah kajat (Berpikir untuk tetap ibadah)
Wa-ntu dahat mangunah Allah Memundhi (Meraih sesuatu karena keyakinan akan Allah)
La-ntip ruming nestapa (Bijak terhadap kesusahan)

Pa-ndomira condhong anggung eling (Pegangannya adalah selalu eling)
Dha-mang catur sungkan paran kwawa (Mengerti akan hakikat asal muasal)
Ja lirwa tununtun (Jangan lalai pada kebajikan)
Ya ngyayogya tinuntun (Ya pantas dilalui dengan tuntunan)
Nya-ang karya tamaning dumadi (Ke arah yang bijak)
Ma-rma tinata mbakaka (Ditata dengan baik)
Ga-yuh hanyadarum (Semua yang didambakan)
Ba-ka adi tyas sakeca (Akan menghasilkan kesenangan)
Tha-rik janma jatu rukhani (Pola pikir insani tentang kesejatian rohani)
Nga-ngkah ningrat Hyang (Mencapai tingkat tertinggi menyatu dengan Tuhan)

Jawa Banget Sihhh!! SO WHAT!!!

13 comments:

Anonymous said...

@ siluet :" kan ada tuh stigma "kalo mo nyari istri, ambillah 1 orang Jawa buat ngurus rumah, orang padang untuk di dapur dan orang sunda untuk dibawa pergi"
@ mardian : " nggak setuju ya ! mending satu aja yang bisa multifungsi"

" seorang bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai apa yang dilakukan oleh nenek moyang " dan saya selalu bangga menjadi orang jawa dan terhadap apa yang telah dilakukan nenek moyang kita"
satu pesan ;" tetep bhineka tunggal ika"

Anang said...

justru orang jawa itu orang yang memiliki budi pekerti luhur... penyabar dan ulet dalam bekerja kenapa orang jawa sekarang ini identik dengan kampungan dan norak.. hiks. sedih

jaya said...

gw pernah meeting sama orang singapore yang rasnya india. di sela makan siang gw tanya ke dia, loe indianya mana man ? terus dia bilang " siapa yg india? gw singapore bukan india ! " salut gw ....meraka di seberang sudah begitu nasionalisme nya....mereka kan beda bangsa gak hanya kita yg hanya beda suku doank ...tapi bener bener one nation ...HADE Pisan....

Anonymous said...

pinter nyinden tho jebule??

menurut pengalamanku sih (klo pas ketemu ama temen2 samurai...) mereka bilang wah lembutnya istrimu, orang mana??? jawa!! he eh...belum tahu mereka :D

Anonymous said...

Tambahan Ndah, ini bukan narsis yo. Kulo njuga bangga punya darah Jawa coz meskipun sering kita denger "Huuu...Jawa loo..." namun orang-orang Jawa sudah mampu memperlihatkan eksistensinya di mata dunia. Bahkan ada yang sampai mayoritas di negeri seberang pemerintahannya dijabat oleh orang Jawa -> Suriname.

Dan satu lagi yang membuat gue patut bersyukur sebagai programmer berdarah Jawa, suku jawa ternyata tidak hanya mampu menunjukkan eksistensinya di mata dunia. Tetapi juga mampu menunjukkan eksistensinya didunia teknologi informasi dengan digunakannya bahasa jawa dalam pembuatan suatu aplikasi. Semua programmer pasti tau deh sama yang namanya JavaScript ;p . Ntetep kukuhken mpersatuanja. Monggo.

infogue said...

artikel anda sangat menarik dan bagus, artikel anda:
http://www.infogue.com/
http://www.infogue.com/seni_budaya/menghargai_budaya_jawa_melalui_novel/

anda bisa promosikan artikel anda di infoGue.com yang akan berguna untuk semua pembaca. Telah tersedia plugin/ widget vote & kirim berita yang ter-integrasi dengan sekali instalasi mudah bagi pengguna. Salam!

ika rahutami said...

nDah....salam kenal
ulasanmu menarik banget
emang sih masih banyak dari kita yang rasis gitu
tapi di sekolah anakku malah lucu
kalo temennya cina... ya dipanggil he cina. kalo jawa ya o jawa ki kowe, kalo batak ya he batak...
tapi malah mereka bisa saling menghargai
artinya.... ketika kita terbiasa dengan keterbukaan dan pluralisme, maka penyebutan suku tidak akan akan menyakitkan malah mengakrabkan

ndahdien said...

@ mardian: yuppp jaya selalu bhineka Tunggal Ika!
@ anang : mungkin krn ngliat lo nang, jd mreka pikir jawa=kampungan+norak huahahahahaa
@ jaya : halahhh malah promisi pilkada
@ kenny : lembut opo lelembut mba' yuuuu
@ pican : hidup javascriprt, hidup javajazz hehehhee
@ ika : lam kenal balik. kalo sekedar ngucapin sih asyik2 aja tp ko dah menuduh yg ngga' engga' itu yg nyebelin:[

Anonymous said...

bangga jadi orang Jawa :)

AsLaB_PotEnsI said...

asslamualaikum.
gw bangga dengan keturan gw d lahirin sebagai putra jawa gw kagum
dahulu sebelum nya suku jawa juga pernah berjaya di bumi ini meski cma sementara yang penting putra jawa gw banget deh....

ndahdien said...

@ elly: aq juga bangga mba' (sambil cincing jarit lan mbena'ke sanggul hehehe)
@ aslab: wa'alaikumsalam, horas bah!! orang medan kau rupanya? tapi keturunan Jawa n bangga jd org Jawa?? Great!!

Anonymous said...

tapi sayang yo, akeh wong jowo seng g njawani. malah kedadeane wong jowo tapi g ngerti piye dadi wong jowo seng bener. malah senga akeh, do g ngerti prinsip bawalaksana. mung bangga tok, tapi g ngerti asline wong jowo kui piye.

ndahdien said...

@ AB: "wong jowo tapi g ngerti piye dadi wong jowo seng bener"... wah kadosipun puniko kulo hehehe... pripun to pak dados piyantun jawi ingkang leres

Disini, untuk Sebuah Janji

Generasi masa kini mungkin telah memiliki pemikiran yang terbuka dalam mendefinisikan kewajiban anak kepada orang tua. Dari banyak opini di ...