Tuesday, October 30, 2007

Dear Mr Mahmudi


Gw suka banget tinggal di Depok, selama 3 tahun nguli di Depok jalanan Margondha emang enak buat jalan-jalan n nongkrong, sepanjang margondha bisa shoping, nyicipin makanan pinggir jalan, nyalon, gramed dengan buku dan es telernya juga jangan lupa cd goceng-nya. Tempat kerja dan kontrakan juga ga' jauh-jauh dari Margondha, mo pulang jam 12 malem juga nyante aja coz lumayan aman. Ketika pindah ke Darmaga-Bogor gw berasa di pedesaan yang sangat membosankan untuk menghabiskan weekend, ga' heran kalo tiap weekend gw selalu ngabur ke Depok, mangga 2, pameran di JCC, istora juga terus diburu atau bahkan maen ke cileungsi bahkan cikarang sekalipun yang penting jangan di kostan. Apalagi ketika Margocity Square, Detoz, ITC selesai dibangun... wah makin menjadi-jadi deh maennya, kalo kemaleman ada rumah Neneng, Mb' Yekti atau Rahma yang bisa disatronin. Nonton final piala dunia aja di Bumi Wiyata dan numpang ngaso di kostan Agus Uitem (eh baru punya baby ya?? Selamet ya pak!! ga' seitem elo kan??:D)

Tapi permasalahan depok sepertinya ga' mau ikutan berubah, kemacetan masih menjadi momok dan yang paling menyebalkan adalah Banjir. Memalukan sekali sebuah kota yang memiliki sebuah Universitas mentereng yang dosennya bahkan dipakai sebagai konsultan transportasi Busway DKI dan menjadi pakar di banyak bidang, mengatasi masalah sepanjang jalan margondha aja ga' mampu. Gw pikir dengan kehadiran 3 mal besar Depok bakal terbantu secara finansial untuk memperlancar arus transportasi, memberi kenyamanan pada pejalan kaki dan membebaskan genangan air di depan terminal Depok dan SPBU. Gw ga' akan memperlebar masalah kemacetan menuju sawangan atau simpang depok cukup di margo dulu lah dibenahi, coz ini jalanan yang dah pasti dilewatin pegawai pemda Depok yang berada di sebelah ITC. Apa ya ga' tergerak hatinya untuk mikirin solusinya. Tahun 2002-an gw pernah baca proposal berjudul "Tata Air Kota Depok" sebuah proposal studi yang diajukan tim UI, ga' tau itu ada kelanjutannya apa ngga' tapi sepertinya ga' da perbaikan yang nyata walaupun sudah berganti kepemimpinan.

Mungkin banyak hal yang sedang dipikirkan Mr. Nur Mahmudi, yang semoga aja bukan cuma mikirin gimana berbaekan ma DPRD-nya tapi gimana membuat Depok bukan hanya kondusif buat usaha tapi juga nyaman untuk menjadi tempat tinggal. Ada sebuah lagu dari Pink yang walopun kelakuannya rada gendheng tapi ternyata juga bisa serius mikirin "rakyat", semoga juga jadi renungan buat Mr. Mahmudi. Met Kerja Pak, sukses selalu buat Depok!

**sory kemarin lupa mo nulis usulan gw buat jln margondha:
  1. buat saluran pembuangan air, seinget gw ITC dah mbikinin gorong-gorong guedhe banget didepan terminal, tapi koq ga' da saluran pembuangan dari jalan ke gorong-gorong
  2. pastikan sungai sepanjang stasiun depok-stasiuan pondok china bersih, kalo perlu di perdalam agar aliran air tidak meluap sampai ke SPBU
  3. buat jembatan penyeberangan baru antara Plaza Depok - Margocity dan pasang pagar pembatas sampai daerah pochin sehingga ga' da penyeberang yang curi-curi nyelonong
  4. perbaiki jembatan penyeberangan antara plaza depok - terminal, kalo perlu ubah jalurnya menjadi Plaza Depok - ITC buat yang lebar n menarik untuk dilewatin.

Dear Mr. President,
Come take a walk with me.
Let's pretend we're just two people and You're not better than me.
I'd like to ask you some questions if we can speak honestly.
What do you feel when you see all the homeless on the street?
(liat orang jalanan di terminal dan stasiun ya pak!)
Who do you pray for at night before you go to sleep?
(berdoalah semoga pagi harinya bpk bisa mensejahterakan 1 orang lagi!)
What do you feel when you look in the mirror?
(woww.. tambah tebel kumisnye:))

Are you proud?
How do you sleep while the rest of us cry?
How do you dream when a mother has no chance to say goodbye?
How do you walk with your head held high?
Can you even look me in the eye And tell me why?

Dear Mr. President, Were you a lonely boy?
Are you a lonely boy? Are you a lonely boy?
How can you say No child is left behind?
We're not dumb and we're not blind.

They're all sitting in your cells While you pave the road to hell.
What kind of father would take his own daughter's rights away?
And what kind of father might hate his own daughter if she were gay?
I can only imagine what the first lady has to say
You've come a long way from whiskey and cocaine.


How do you sleep while the rest of us cry?
How do you dream when a mother has no chance to say goodbye?
How do you walk with your head held high?
Can you even look me in the eye?

Let me tell you 'bout hard work
Minimum wage with a baby on the way
Let me tell you 'bout hard work
Rebuilding your house after the bombs took them away
Let me tell you 'bout hard work
Building a bed out of a cardboard box
Let me tell you 'bout hard work
You don't know nothing 'bout hard work

How do you sleep at night? How do you walk with your head held high?
Dear Mr. President, You'd never take a walk with me.
Would you?

6 comments:

p3m4 d04nK said...

hehhehehe........Jadi keingetan PESONA...!!!! Mang bosenin di Bogor.....!!! Gw aja nyang pernah 3 bln di Bogor......cuma main Jambu Dua trusss ya maen bilyard doang kerjaannya!!!!!!

jaya said...

tenang ndah, kemarin dapat bocoran udah ada pemenang tender utk pelabaran jalan ( termasuk saluran airnya ) salah satunya margonda...
P nur sendiri gak suka dgn pembangunan depok yg sangat terpusat...margonda mulu....pengennya pusat keramaian tuh di sebar....biar rata sejahteranya...

Unknown said...

halowwwwwwwwww pa kabar?? lama saya ndak kunjung di mari... saya ndak comment deh isinya daleeeemmm banget...

ndahdien said...

@ tree: punya kenangan indah dengan pesona?? dulu gw ngantor disitu lho;))
@ baginda: douhh mas, kalo jalanannya dilebarin trus pejalan kaki lewat mana?? kalo mo merata ya benahi jalan-jalan ke sawangan-kukusan-depok timur
@ maya: haiii jenggggggggg, kangen banget nihh pa kabare panjenengan? sibuk dengan murid-muridnya ya?

Anonymous said...

wew....surat yang puanjaaang! semoga dia baca :d Harusnya sih ga sebego anggota sirkus di senayan yak!

Anonymous said...

jangan2 ntar klo bisa face to face ama bapak presiden malah kamu yg kamisosolen ndhuk :D

Disini, untuk Sebuah Janji

Generasi masa kini mungkin telah memiliki pemikiran yang terbuka dalam mendefinisikan kewajiban anak kepada orang tua. Dari banyak opini di ...