Tuesday, July 17, 2007

Nilai kepingan rupiah

Panas terik dan macet, sebuah pemandangan yang biasa ketika gw menuju stasiun kota yang tentu aja dari tempat favorit gw "Mangga 2". Tapi ada sebuah pemandangan luar biasa yang ga' bakal gw lupain dari seorang pedagang asongan yang menagih uang ke sopir angkot yang gw naikin. Ah!! Itu mah biasa! Memang, kejadian seperti itu biasa sekali di jalanan. Yang tidak biasa adalah sorot mata sang pedagang asongan yang begitu berharap
"Bang, saya minta uang rokoknya ya!" sang pedagang asongan dengan logat jawanya menagih utang si sopir angkot
"AH kau tunggu lah dulu, aku baru narik ini!"
"10.000 rebu lah Bang, aku lagi butuh"
"Aku bilang tidak ada ya tidak ada, nanti lah. Aku narik dulu, nanti pasti aku bayar!"

Pedagang asongan hanya tersenyum getir mendengar penolakan sopir angkot dan melayangkan pandangan kosong ke arah lain dan kemudian berlalu.

Gw yang duduk di pojok belakang cuma menyaksikan adegan singkat itu dengan miris. Miris melihat barang belanjaan gw, uang 10.000 ribu terlihat begitu kecil ketika melihat tumpukan dvd, baju, tas dan pernak-pernik ga' penting lain yang ada di tangan gw, sedangkan tidak jauh di depan gw ada seseorang yang begitu berharap mendapatkan hak-nya sebesar 10.000 ribu. Nyesel menyadari gw tidak berpikir dan bergerak cepat membeli tisu/permen atau barang dagangan lain yang dibawanya demi sekedar menyerahkan uang yang dibutuhkannya. Uang 10.000 ribu dan sering kita menyebutnya "cuma 10.000 ribu" terlihat begitu besar nilainya di mata mereka yang mengais rejeki di jalanan dengan keuntungan beberapa ratus perak dari setiap barang dagangannya. Semoga Tuhan memudahkan rejeki buat pedagang asongan itu dan juga untuk orang-orang lain yang begitu menghargai setiap keping rupiah dari jerih payahnya berpeluh dijalan yang panas dan terik.

2 comments:

jaya said...

penggalan kisah kehidupan kayak gitu yg bikin saya aktif di partai ndah, emang kadang orang heran sama saya...aktif banget...gak ada duitnya lagi...tapi saya ingin hidup saya punya arti utk orang lain, saya bukan hanya utk keluarga saya aja...tapi utk orang lain juga....membuat perubahan secara konstitusional...itu lebih massal...

Anonymous said...

syukur lo masih punya kepdulian..tp sayang kgk langsung action gtu loh.. ya beli daganganya...mungkin..
tapi gw aminin doa lo buat tu pedagang
fr. dipwan

Disini, untuk Sebuah Janji

Generasi masa kini mungkin telah memiliki pemikiran yang terbuka dalam mendefinisikan kewajiban anak kepada orang tua. Dari banyak opini di ...