Thursday, January 28, 2016

Belajar Download dengan uTorrent

Ini sudah tahun 2016 dan gw baru tahu cara download via uTorrent, memalukan! Yahh lebih baik terlambat daripada terhambat nonton film yang tak kunjung mendarat di layar tancep. Setelah akhir tahun lalu Kemenkominfo dan Kemenkumham menutup puluhan situs film baik yang streaming maupun download ilegal gw udah males nyari atau nonton film, sementara lapak bajakan udah lama bingit gw lupakan.

Jika tahun lalu aktif mencari film-film nominasi oscar 2015 dan bikin review singkat film Oscar 2015, sekarang.....mmm entahlah, tidak terlalu semangat. Bukan karena gw ikut mendukung #BlackLivesMatter or menghujatnya sebagai Black Entertainment Television versi kulit putih (LAH, BET Award itu racist juga dunx?!) sehingga antipati dengan dominasi kulit putih di Oscar 2016, tapi list film oscar tahun ini juga nggak seru-seru amat.

Seperti biasa, ratu download Rizkul Yuniem Kartikem udah pamer film-film nominasi oscar yang udah di download. Sedikit panas dengan kesombongannya itu gw akhirnya bertanya ke mbah google "cara download film dengan torrent". Page pencarian halaman pertama sudah dibuka semua, tapi gw tetep belum berhasil download. Padahal gw udah install uTorrent, tapi gimana nemuin link film yang siap download? Duuuh..... lama meninggalkan bangku sekolah ternyata menurunkan kecerdasan! Rizkul menyarankan gw cari judul film di Google aja, nanti juga ketemu link torrent-nya. Sekali lagi gw coba dan ada hasilnya, tapi cari judul yang lain malah mengantarkan gw ke sebuah situs yang gw idam-idamkan selama ini.

Maka.....beginilah kisah download pertama gw via uTorrent:

Tuesday, January 19, 2016

From Aunty with Love (Kegelisahan Tante terhadap Ponakan)

- karena (mungkin) tulisan lebih mengena daripada ucapan berbusa-busa -


Dear Ponakanku Sayang,

Tak terasa kamu telah memasuki usia belasan tahun, masa remaja, begitu kami dulu menyebutnya atau masa 4L4Y istilah saat ini. Kamu bukan lagi anak-anak yang menangis ketika tidak ada Mbah/Tante menemanimu dikelas, juga bukan lagi anak-anak yang tidak mau ditinggal saat Bapak/Ibu pergi. Namun di usiamu saat ini, kamu belum cukup dewasa untuk berpikir berat tentang masa depanmu, akan kerja dimana kamu kelak, akan semewah apa pesta pernikahanmu nanti. 

Kamu baru mengenal cinta yang membuatmu berbunga-bunga. Kamu baru menemukan sahabat tempatmu curhat. Kamu menemukan ikatan baru setelah sebelumnya hanya mengenal ikatan keluarga. Tentu tidak mudah bagi orang tua, kakak, tante, om, mbah, untuk memahami apa yang kamu lakukan dan apa yang kamu mau. Walaupun kami semua pernah melewati masa remaja, namun masa remaja kami sangat berbeda dengan masa remaja mu yang penuh keterbukaan di era social media seperti saat ini. 

Ada ketakutan dari kami generasi tua ketika kamu terlalu aktif di social media, semua cerita kamu bagi. Ada kecemburan dari kami yang selama ini mendampingimu, ketika kamu mengungkapkan rasa sayang terhadap pacar, #sebulanjadian, #delapanbulantetapsayang, namun tidak pernah mengungkapkan rasa sayang terhadap kami bahkan melupakan hari ulang tahun kami. Kami belum siap menerima kenyataan bahwa kehadiran kami tidak lagi penting dalam hidupmu.

Saturday, January 16, 2016

Drama Tiada Akhir Snowy dan Anak-Anaknya

Bukan Snowy namanya kalo tidak menciptakan drama. Sejak kehadirannya di awal tahun 2015 beragam peristiwa yang menegangkan, menyenangkan hingga yang menguras air mata. Tidak lama berselang setelah kematian tragis anak-anaknya dia sudah “move on” dan sudah diduga Snowy hamil kembali. Luar Biasa!! Hasil USG menunjukkan dia memiliki 4 bayi. Pada tanggal 15 Oktober 2016 bertepatan dengan bulan Suro lahirlah 4 anak Snowy, 2 jantan dan 2 betina yang kami beri nama Surosi, Surosa, Surose, Suroso. Rosi mirip dengan Doni, putih belang hitam dengan kumis hitam yang membuatnya seperti Hitler. Rosa dan Roso berwarna putih dengan belang hitam (Rosa: plus coklat) di kepala. Sementara Rose sangat berbeda dengan saudaranya, karena warnanya belang tiga dan bulunya lebih panjang.




Disini, untuk Sebuah Janji

Generasi masa kini mungkin telah memiliki pemikiran yang terbuka dalam mendefinisikan kewajiban anak kepada orang tua. Dari banyak opini di ...