Takdir Sunyi (1994)
mesti berapa musim lagi kujelmakan takdir ini
takdirku senantiasa bernama adam
yang kesepian sejauh perih waktu
burung-burung tersesat
bermusim-musim dalam alir nadiku
pada bening keningmu aku bercermin
meneliti guratan masa silam
yang ranggas bersama buah-buahan kutukan
o, begitu buruk rupaku?
angin liar menampar kesangsian
aku makin asing dari wajahku
meneliti guratan masa silam
yang ranggas bersama buah-buahan kutukan
o, begitu buruk rupaku?
angin liar menampar kesangsian
aku makin asing dari wajahku
mengerami telur-telur hawa
dan dosa semakin hangat
dalam dekapan takdir sunyi ini
Potret Diri (1999)
lebih sepi kau kini
sehelai puisi tak selesai
puntung rokok dan kerak kopi
makin kusam dalam gelas malam
waktu seperti risau
menunggu di ujung gang itu
seperti apa paras bulan
saat langit muram
puisi tak selesai
hidup merambat lambat
racun tembakau dan mariyuana
telah sampai pada pusaran nadi
saat langit muram
puisi tak selesai
hidup merambat lambat
racun tembakau dan mariyuana
telah sampai pada pusaran nadi
lalu kau temukan diri
dengan sepotong pena rombeng
dan seberkas mimpi usang
dengan sepotong pena rombeng
dan seberkas mimpi usang
Impian Usai (2006)
impian usai di akhir
napak tilas yang bergegas
gagu meraba getir takdir
galau membaca jejak aksara di tapak tangan
ingatkah kau pada pasir yang mampir dan
terlunta di bening gelas anggurku?
perempuan tuntas membekas pada jiwa
usia dan tahun tiba sebelum senja
tinggal kenangan, selalu kenangan
rekah dan sumringah bagai geliat pandan
ingin membawa kita meretas
abadi dalam pasang surut musim
mimpi terpanjangku adalah kebeningan
angan yang menyesatkan pengembara pada
rahasia cuaca dan getar cahaya
guratkan lagi aksara penghabisan
agar sempurna kepedihan demi kepedihan
angan yang menyesatkan pengembara pada
rahasia cuaca dan getar cahaya
guratkan lagi aksara penghabisan
agar sempurna kepedihan demi kepedihan
Kenapa kita masih cemaskan sepi? (2007)
Kita kayuh perahu di sungai berarus buntu
Tak tahu mana hilir dan hulu
Saat ituhujan seperti pasukan hantu, seperti menghalau
kita lekas, hanyut ke muara
Meninggalkan semua yang masih ada di hujung hulu, di hujung waktu.
Dan muara, kita telah tahu, adalah riuh-hingar
tempat segala kapal singgah, bersandar, labuh jangkar,
memuat segala yang bisa dibayar, kemudian bawa berlayar
lalu di lain bandar, diberi harga, diberi nilar tukar.
"Sebuah perniagaan yang wajar," kata para saudagar.
Kita adalah juru dayung, asyik menduga dalam laut
dengan dayung yang hanya sedepa, menunggu ayun ombak,
ketika langit penuh, purnama luruh.
dengan dayung yang hanya sedepa, menunggu ayun ombak,
ketika langit penuh, purnama luruh.
Aih, terselip juga hari-hari tak bernama.
Sepi yang tak berayah-bunda
Jangan nuduh dehhh.... dah ga' diragukan lagi itu bukan puisi bikinan gw, gw bukan tree yang bisa nulis puisi indah (heiii mana untaian indah puisinya, koq mandheg) atau baginda jaya yang ngakunya romantis dan puitis. Puisi di atas adalah karya Wayan Sunarta yang diterbitkan oleh Kubu Sastra-Denpasar Agustus 2007.
Betapa mengerikan ya sebuah kesunyian, menurut gw penyakit kesepian paling akut kalo udah merasa kesunyian ditengah keramaian, ditengah-tengah sahabat yang selalu menyenangkan hati qt atau keluarga yang selalu memperhatikan qt. Gw ga' mau seperti Wayan Sunarta yang terdekap sunyi selama 12 tahun, bukan tidak menyangkal rasa kesepian itu juga sudah mendekap gw sewindu ini tapi ga' separah Wayan Sunarta. Hanya menyerang disaat bener-bener sendiri, disaat ketemu masalah dengan hati yang selalu menggiring gw kembali ketempat yang sama 8 tahun yang lalu dan memperbaikinya. Tapi kesunyian selalu ada ujungnya, selalu ada muara berupa keriuhan dan hingar bingar, yup yup yup jadi kenapa musti qt cemaskan sepi?? Selalu ada ujungnya, selalu ada muaranya, selalu!!!
5 comments:
sebarapa jauhkah muara itu ?
sejauh itu harus sendiri.....tanpa disadari...menyendiri...akankah ada keriuhan di muara ? ??? ? ? ? ? ?
sepi enak juga sebenernya kalau "temennya" pas. :) nah, cari yang pas itu tuh yang susah.
ah puisi itu.......mengalir aja....coretan disaat senggang!!!
Mba.....kapan merried??? *mode nyengir kuda on*
kesunyian = kedamaian, walau nggak selalu, tapi setidaknya kesunyian mengalirkan keheningan, bagus untuk jiwa dibandingakna keramaian secara hakiki
@jaya : setau gw di muara angke rame mas, dulu ikut makan2 disana ga'?
@fm : kata yang singkat tapi susah ditemukan in d real life "P-A-S"
@tree: coretan saat senggang... lho yg keluar daftar belanjaan
@elys: tapi kalo sunyi sepi sendiri yg ada malah fears & tears;((
Post a Comment