Wednesday, March 11, 2009

Uneg-Uneg Gw tentang JavaJazz Festival 2009


Pesta bagi pecinta jazz telah usai, gelaran festival jazz selama 3 malam di Jakarta Convention Center mempertemukan gw dengan musisi jazz yang dah tersohor dan juga mengenalkan gw dengan banyak musisi jazz yang patut dimasukkan list wajib tonton ditahun depan (kalo diundang lagi :D). "It's festival for all" itulah tema JavaJazz 2009, keinginan untuk merangkul semua pecinta music jazz dari semua lapisan umur. Berbeda dengan festival JakJazz yang cendering dihadiri pecinta jazz usia 25 tahun ke atas, JavaJazz berhasil menarik bocah-bocah ABG dengan kehebohan khas anak remaja untuk menikmati jazz gaol dari musisi muda Indonesia bahkan beberapa penyanyi pop juga diselipkan pada beberapa stage. Sebelum gw nyeritain day by day musisi jazz yang gw tonton gw pengen bikin list hal-hal yang cukup mengganggu selama JavaJazz 2009. Boleh dunx gw sebagai customer ngasih kritik, kan demi meningkatnya kinerja panitia tahun-tahun berikutnya.... cieee gaya bener sih gw!
  • Penukaran tiket online: Pengumuman yang ga' jelas bahwa tiket online ternyata bisa ditukar tgl 2,3 dan 4 Maret membuat penukaran tiket pada tgl 2 Maret membludak, antrian yang bisa menghabiskan waktu 2 – 2.5 jam seharusnya ga' boleh terjadi untuk Event Organize segedhe JJF. Mungkin ada yang bilang kalo lo mau bayar murah ya inilah konsukuensi yang harus diterima! OH YEEAA?? Jaga ucapan lo Bung!! Tiket online emang lebih murah, tapi qt-lah orang-orang yang membuat panitia JJF punya modal terlebih dahulu, dengan membeli tiket sejak bulan Desember dimana itu belum ada kepastian musisi jazz yang akan hadir qt dah ngambil resiko siapapun performer-nya qt pasti nonton. So jangan gunakan alesan murah untuk sebuah pelayanan yang buruk
  • Lobby yang penuh sesak: 3 buah lobby stage sepertinya terlalu banyak, lagian ga' mungkin kan semua stage itu akan menampilkan 3 musisi sekaligus. 2 stage ka'nya dah lebih dari cukup kalo mempertimbangkan waktu sound check. Lobby yang seharusnya memudahkan qt berpindah dari satu stage ke stage lain berubah menjadi ajang antrian dan desak-desakan karena selain 3 buah lobby stage juga ada buanyaaakkkk stand seperti stand makanan, stand merchandise dan stand sponsor. Ini sebenernya lagi pameran pernak-pernik jazz atau Jazz Festival? Dengan lorong-lorong yang sempit wajar aja kalo disini jadi titik kesemrawutan antara ribuan orang yang baru keluar atau akan masuk ke plenary hall, assembly hall, cendrawasih room dan exhibition hal A dan B, orang-orang yang antri makanan, orang-orang yang antri belanja, orang-orang yang menikmati penampilan di lobby stage dan orang-orang yang bingung mo kemana.
  • Jumlah pengunjung yang sangat banyak: Tiket yang murah, banyaknya musisi jazz dari berbagai genre (bahkan banyak pula penyanyi pop yang diundang karena lagi naek daun), penyelenggaraan yang bertepatan dengan libur 3 hari menjadi factor utama membludaknya pengunjung JJF 2009. Untuk menikmati Peabo Bryson dan Matt Bianco gw harus berlari menaiki tangga demi mendapatkan tempat duduk didepan stage, gw juga harus merelakan membuang waktu 30-45 menit didepan pintu yang yang masih tertulis sound check demi melihat Tohpati, Ron King & Gary Anthony dari dekat. Kalo target pasarnya masih tetap luas ka' sekarang tidak salah kalo penyelenggaraan JJF tahun 2010 akan dipindahkan.
  • Fasilitas Moslem Prayer: Luasnya stage tidak sebanding dengan luasnya mushola yang disediakan, kalo biasanya saat pameran di JCC penyelenggara menyediakan mushola khusus untuk ce' dan hall lumayan luas dibawah tangga untuk co' maka pada pagelaran JavaJazz nan akbar di negeri dengan penduduk mayoritas muslim qt cuma diberikan mushola kecil yang dibagi 2. Bisa dibayangkan gimana penuhnya saat sholat maghrib, setiap orang berusaha segera menjalankan ibadah sholat maghrib begitu melihat ada shaf yang kosong sehingga banyak yang melangkahi orang yang sedang sholat, padahal kan menurut aturan dalam sholat qt ga' boleh berjalan didepan orang yang sedang sholat… semoga Tuhan memberikan toleransi pada hambanya yang masih mengingat kewajiban sholat.
  • Asap rokok: DjiSamSoe bukan lagi sponsor utama acara ini, tapi entah kenapa JCC justru jadi surga bagi para smoker. Dengan cueknya mereka mengepulkan asap rokok, panitiapun ga' gitu peduli dengan hal itu, ga' peduli atau dah cape' ngingetin entahlah tapi yang jelas didalam gedung yang ber AC pula asap rokok menghiasi ruangan yang penuh sesak. Seharusnya rokok juga jadi barang yang dilarang masuk selain minuman yang dah langsung disita dipintu masuk. Tolong dunx disediain ruang khusus lokomotif, diantara pengunjung JJF juga ada balita, anak-anak dan orang-orang anti asap rokok. Udah penuh ditambah asap rokok pula… phieewwhhh
  • Zero Waste: slogan ini selalu diucapkan oleh MC sebelum memulai acara dan memang panitia nyediain buanyak tempat sampah, tapi entah kenapa pengunjung yang notabene orang-orang berduit dan berpendidikan seenak jidat buang botol minuman, tissue dan kotak makan disembarang tempat. Didalam gedung emang ga' banyak, tapi disepanjang pintu masuk dan stand makanan didepan JCC sampah bertebaran dimana. Plz deh para pengunjung yang melek kebersihan, apa mentang-mentang dirumah lo semua sampah di urusin pembokat trus disini lo juga nyamain panitia dengan pembokat?!! Jaga kebersihan dunx!!!
Selebihnya… gw acungin jempol buat penyelenggara yang udah bekerja keras membuat acara ini dengan mengundang banyak musisi jazz yang berkualitas (juga yang sedikit berkualiatas hehehe), walopun beberapa volunteer dan panitia ada yang ga' tau letak stage-nya tapi mukanya ga' masem dengan sebegitu banyak pengunjung yang bertanya ke mereka. Gw juga sangat menghargai ide panitia untuk memupuk rasa nasionalisme dengan mengawali show di setiap stage dengan lagu Indonesia Raya, ampe merinding ndengerin suara Mike Idol di Exhibition Hal B sebelum Jason Mraz tampil. Terimakasih buat Peter F Gontha yang berhasil merayu Ron King & big band untuk mengenakan batik, untungnya Ron King ga' make batik kuning jadi gw ga' salah manggil dia "Surya Paloh"


No heart feeling buat panitia atau temennya panitia JJF dengan unge-uneg gw ini, terimakasih atas kerja keras kalian dan tetap semangat nyelenggarain event JJF tahun-tahun berikutnya.Semoga tahun depan jauh lebih baik, jangan sampe kalah dengan festival jazz di negara tetangga yang masih baru tapi dah berhasil menggelar event dengan sangat baik dan memuaskan pengunjungnya.

JavaJazz day by day…. Next posting deh:D

6 comments:

Anonymous said...

Reviewnya keren abiz mba.. dan moga aja uneg-unegnya disimak oleh penyelenggara yang akan datang..
keep smiling kawan :)

Anonymous said...

proporsional nih ulasannya, patut jadi bahan evaluasi kinerja panitia (kalo ada panitia yang baca).

kapan ya bisa nonton javajazz/jakjazz?

Anonymous said...

sip sip...ini yang gw cari....udah di forward ke panitianya nggak ndah?...atau perlu gw bantuin?..he..he

tak tunggu postingan berikutnya yak...mengenai performance jazznya

ndahdien said...

@ kakara: daripada cuma nggerutu ga' jelas juntrungannya makanya gw posting ajah. i'm stil smiling... semanis senyumnya "tohpati":D

@ anonymous: heiii... let me know who u are friend! gw dah posting juga di facebook-nya, moga aja panitianya sempet baca. nonton jazz? yuuuxxx!!

@ kang artha: sampun kang, aq taro juga di facebook JJF. tungguin aja critaku ttg performance yg aq tonton dan siap-siap ngiri ya... masih terganggu konsentrasi liga champion nih:D

Anonymous said...

Tapi kamu masih bisa menikmati seluruh acaranya. bukan??

Anonymous said...

semua lebih dan kurang tapi kadang lebih banyak kurangnya....hehe..

Disini, untuk Sebuah Janji

Generasi masa kini mungkin telah memiliki pemikiran yang terbuka dalam mendefinisikan kewajiban anak kepada orang tua. Dari banyak opini di ...