Monday, May 19, 2008

Panas, Cape' & Stress di Jalan

Kecelakaan yang disebabkan jalanan rusak sudah berulang kali terjadi, yang masih hangat dalam ingatan qt mungkin kecelakaan yang dialami Sophan Sophian. Kualitas jalan yang buruk menjadi satu dari ribuan permasalahan di Indonesia tercinta yang tak kunjung ada solusinya. Padahal sarana dan prasarana jalan selain mendukung laju roda kendaraan juga akan sangat mendukung roda perekonomian. Kerugian yang diakibatkan dari jalanan yang rusak bukan cuma ditanggung pemilik kendaraan baik pribadi maupun umum dengan membengkaknya biaya perawatan, waktu tempuh yang makin molor juga sangat merugikan penumpang kendaraan umum karena harus berangkat lebih awal dan itupun kadang masih telat akibat kemacetan yang mengular. Kerusakan jalan juga mengakibatkan biaya pengangkutan barang juga meningkat sehingga berimbas pada naiknya harga barang. Pemerintah juga pusing karena konsumsi BBM makin meningkat sehingga subsidi yang diberikan makin banyak.

Tapi kenapa pemerintah pusing dengan kebijakan amburadulnya? Dari dulu gw lum melihat pemerintah secara komprehensif memanage masalah transportasi. Dari pandangan (picik) gw, dinas PU yang bertanggungjawab terhadap pembangunan jalan hanya menganggarkan perbaikan/pembangunan jalan untuk 1 tahun masa anggaran sehingga dengan demikian ada alesan pengeluaran anggaran pembangunan/perbaikan jalan lagi di tahun anggaran berikutnya. Setali 3(k)utang dengan PU, dinas perhubungan masih setengah hati menyediakan transportasi massal yang aman & nyaman. Setengah hati karena trans jakarta, trans pakuan dan KRL AC Ekonomi masih sangat terbatas jumlahnya, naik angkutan ini lumayan nyaman setidaknya agak adem, tidak nyium asap kendaraan atau bising oleh pengamen namun sayang musti rela berdesak-desakkan. Walhasil... tujuan pengen mengurangi kendaraan pribadi masih belum berhasil. Yang ada jalanan makin macet karena pembangunan bussway, flyover, underpass, toll dan gw masih harus terpanggang dalam angkot dengan hiburan live music. Kalo tidak bisa memperbaiki jalanan, tidak bisa menertibkan menjamurnya angkutan perkotaan sebaiknya jangan terlalu berharap konsumsi BBM akan turun.



Pemerintahan pusat maupun daerah semua teriak-teriak ga' punya dana perbaikan jalan kadang-kadang malah saling lempar tanggungjawab siapa yang ketiban sial mbangun jalan, kadang rebutan retribusi antara walikota dan kabupaten sehingga keduanya membangun terminal di tempat yang berdekatan dan keduanya memaksa supir masuk terminal (coba mampir terminal bubulak dan laladon yang berjarak 500 meteran). Jangankan lubang sepanjang 7m dengan kedalaman 50cm yang merenggut nyama Alm Sophan Sophian, lubang segedhe kubangan kebo disepanjang jalan tidak ada yang peduli (gw saranin ibu hamil tidak melewati Jalan Baru Bogor karena kondisinya 1.5 tahun belakangan ini makin kronis). Demi melancarkan jalanan pak walikota dan anggota dewan yang terhormat, di kota hujan ini rute angkot akhirnya yang jadi korban, mereka harus melewati jalan kecil di depan stasiun dan pasar yang sudah tentu jaminan 100% rusak, semrawut dengan PKL-nya dan lagi-lagi... muacettttt. Hehh... kapannnn yaa bisa menikmati jalanan yang mulus, lancar dan gw bisa tertidur dalam angkutan yang adem (ahh dasar gw tukang tidurr!!). Masa' iya harus dijajah Belanda dan Inggris lagi biar dapat jalan raya yang mulus atau dapat tambahan trek kereta 1 lagi ..hiks.... kalo gini terus, apanya yang mau bangkit??

**apakah seabad kebangkitan nasional hanya berakhir sebagai slogan ??

5 comments:

Anang said...

nasip wong cilik disia2kan orang yg harusnya memberikan jaminan kenyamanan hidup dalam adil dan makmur bagi seluruh rakyat indonesa.. ah.. petingginya dapat banyak jatah, rakyatnya dapat sampah...

amethys said...

wuihhhhh itu kan akibat duit anggaran "perbaikan" jalan yg bocor sana sini....jadiiiii yah gimana yah
Di mana2 rakyat kecil yg jadi korban....coba klo ada "penggede" ato anak presiden yg mau PKL di desa, pasti jalan desa dibersihin, di rapi2 in....yg jadi korban? ya rakyat kecil lagi

looh aku koq ngomel2 yah???

Anonymous said...

nunggu kamu jadi menteri Ndah....
Nanti jalanan ke rumah kamu baklan dimulusin.... hi..hi.....
Pa kabar? Lama banget ya?
Eh, bulan depan tuker-tukeran kado yuk?

Anonymous said...

makanya rajin2 lah bayar pajak dik, buat memakmurkan pejabat =))

ndahdien said...

@ anang : asal jangan jd sampah masyarakat ya;)
@ wieda : nah itu dia mba', mungkin ada bainya juga pejabat sering jalan2 biar jalanannya mulus:D
@ may's : do'ain jadi istri mentri aja deh hihiiiii.. aq bulan ini lho, aq tunggu kadonya ya!
@ kenny : hiks... padahal gaji dah dipotong pajak, belanja kena pajak... tp ga' ada timbal baliknya;((

Disini, untuk Sebuah Janji

Generasi masa kini mungkin telah memiliki pemikiran yang terbuka dalam mendefinisikan kewajiban anak kepada orang tua. Dari banyak opini di ...