Liburan gw kemarin jauh sekali dari rencana yang dah gw siapin, gw pikir bisa nyusur pantai selatan dari Pantai Petanahan-Pantai Suwuk-Pantai Karangbolong-Pantai Logending (ayah), bisa maen ke purwokerto ngasih surprise buat temen yang ulang tahun tanggal 23 dan bisa nengokin ponakan baru dar temenku yang melahirkan 28 november kemarin. Tapi ternyata tukang ojek-ku ga' jadi pulang karena ada pelatihan sampai tgl 20 dan ternyata juga banyak sodara yang nikah dan kudu wajib hadir.
Hujan deras yang mengguyur Jakarta Rabu 19 dec membuat laju bis tersendat-sendat sehingga nyampe rumah 2 jam lebih lama, beruntung gw masih bisa ikut sholat Ied. Cuaca sangat cerah sehingga gw bisa maen nengokin kontrakan baru si Kunyuk sambil nganterin gulai kambing yang tentu saja hasil masakah kakak. Hari Jum'at kami berencana melakukan kurban di rumah semuanya sudah dipersiapkan sampai sebuah sms berisi berita duka masuk HP babe jam 10 malam, kakak ipar babe alias budhe meninggal. Innalilahiwainailaihi roji'un.... gw bisa ngeliat duka yang mendalam di mata babe sewaktu gw mbangunin beliau dan menyampaikan kabar duka ini. Gw sendiri menyesal sekali belum sempat nengokin, karena kabar yang kami terima budhe sudah membaik sehingga kami baru merencanakan hari sabtu sore akan menjenguk kerumahnya di Sruweng dan selanjutnya menginap di Bocor - Kebumen untuk menghadiri pernikahan sodara. Hujan turun sangat deras malam itu begitu juga pagi harinya sehingga rencana dateng jam 6 molor satu jam sekalian melihat prosesi pemotongan kambing terlebih dahulu. Karena menunggu anak-anaknya yang di Jakarta acara pemakaman baru dilaksanakan jam 1. Sampai kematian budhe kami tidak tahu apa penyakit yang dideritanya, 4 dokter ahli dari THT sampai psikiater di RS Sardjito Jogja tidak ada yang berhasil mengidentifikasi penyakit apa yang menyerang budhe satu bulan ini yang menyebabkan beliau tidak bisa menelan. Gw cuma bisa berharap budheku yang cantik dan bersahaja itu dapat diampuni segala dosa dan kesalahannya serta diterima amal baiknya sehingga dapat beristirahat dengan tenang menemani suaminya yang pada bulan maret tahun depan genap 3 tahun.
Hujan deras yang mengguyur Jakarta Rabu 19 dec membuat laju bis tersendat-sendat sehingga nyampe rumah 2 jam lebih lama, beruntung gw masih bisa ikut sholat Ied. Cuaca sangat cerah sehingga gw bisa maen nengokin kontrakan baru si Kunyuk sambil nganterin gulai kambing yang tentu saja hasil masakah kakak. Hari Jum'at kami berencana melakukan kurban di rumah semuanya sudah dipersiapkan sampai sebuah sms berisi berita duka masuk HP babe jam 10 malam, kakak ipar babe alias budhe meninggal. Innalilahiwainailaihi roji'un.... gw bisa ngeliat duka yang mendalam di mata babe sewaktu gw mbangunin beliau dan menyampaikan kabar duka ini. Gw sendiri menyesal sekali belum sempat nengokin, karena kabar yang kami terima budhe sudah membaik sehingga kami baru merencanakan hari sabtu sore akan menjenguk kerumahnya di Sruweng dan selanjutnya menginap di Bocor - Kebumen untuk menghadiri pernikahan sodara. Hujan turun sangat deras malam itu begitu juga pagi harinya sehingga rencana dateng jam 6 molor satu jam sekalian melihat prosesi pemotongan kambing terlebih dahulu. Karena menunggu anak-anaknya yang di Jakarta acara pemakaman baru dilaksanakan jam 1. Sampai kematian budhe kami tidak tahu apa penyakit yang dideritanya, 4 dokter ahli dari THT sampai psikiater di RS Sardjito Jogja tidak ada yang berhasil mengidentifikasi penyakit apa yang menyerang budhe satu bulan ini yang menyebabkan beliau tidak bisa menelan. Gw cuma bisa berharap budheku yang cantik dan bersahaja itu dapat diampuni segala dosa dan kesalahannya serta diterima amal baiknya sehingga dapat beristirahat dengan tenang menemani suaminya yang pada bulan maret tahun depan genap 3 tahun.