Monday, January 21, 2008

I Forgot....

Beberapa pasangan saling menautkan jemarinya berjalan pelan menelusuri jalanan rindang dengan udaranya yang sejuk disebuah kebun luas kota Bogor. Tidak seperti pasangan lain yang mengumbar kemesraan, sepasang pria dan wanita (mencoba) berjalan santai dengan bahasa tubuh yang kikuk. Sang wanita menyimpan kedua tangannya kedalam saku jaketnya dan berusaha mati-matian membuat pembicaraan yang menarik, sang pria dengan ketenangan gunung es berkali-kali memainkan rokoknya tanpa pernah berani menyalakan didekat teman wanitanya. Ia ingin sekali bisa membalas setiap obrolan, tapi otak encernya selalu buntu dan menjadi beku setiap berhadapan dengannya... masih tetap sama seperti 10 - 15 tahun lalu ketika mereka berada disatu lingkungan yang mengharuskan setiap saat bertemu tapi tanpa sebuah pembicaraan. Terkadang... yang keluar dari mulutnya malah sebuah kesinisan menyakitkan, cukup menyakitkan hingga sang wanita terdiam sejenak meredakan emosi untuk kemudian dengan kekebalan hatinya memulai lagi pembicaraan.

Sang wanita mengeluarkan tangan kanannya dan mengarahkan telunjuknya ke arah jembatan gantung yang tidak jauh dari tempat mereka sekarang berjalan.
"Lo tau mitos jembatan gantung itu?"
tanpa menunggu jawaban ataupun sebuah anggukan dia melanjutkan ceritanya
"Setiap pasangan yang melewati jembatan merah itu ga' ada yang berani gandengan, bisa putus katanya. Dulu gw nantangin best friend gw, gw pengen persahabatan qt putus aja jadi kan qt bisa jadi pacaran hehehhee jadi gw minta dia nggandeng gw, eh dia ngga' mau malahan jalannya ngibrit ninggalin gw. Lo tau kenapa??"
sebuah pancing telah dilemparkan
"heh! dia ga' mau kan pacaran ma elo"
datar dan sinis
"ahh kalo itu mah udah pasti"
sebuah jawaban ringan dengan sebuah senyuman lebar tidak memperdulikan lirikan tajam dan senyum sinis yang selalu menghiasi ujung bibir sang pria setiap memberikan tanggapan atas ceritanya
"tapi yang pasti.... dia ga' bakal nggandeng gw, nggandeng tunangannya sekalipun... karena dia ikh - wan. Mana ada ikhwan nggandeng yang bukan muhrimnya?? Ga' perlu heran kalo gw punya temen baek seorang ikhwan, itung-itung gw nguji keimanan mereka. Ngerjain ikhwan tu lucu banget, pernah... temen ikhwan gw tantangin mboncengin gw & Nisa, boncengan betiga!!! kebayang ga' sihh muka tegangnya sewaktu temen yang laen dah pada ngabur ninggalin qt betiga. Bahkan tetangga kost-ku pindah kostan gara-gara sering gw kecengin. Ya ampyuuunnn... mereka tuh lucu banget kalo lagi sal-ting"

kembali sunyi dan sang wanita sepertinya sudah menyerah, ia melemparkan pandangannya ke pinggiran sungai dan berharap arus deras sungai sempur dapat menghanyutkannya dari tempat ini dan kepalanya menghantam batuan besar yang banyak terdapat di sepanjang aliran sungai sehingga dapat melupakan pertemuan sore ini bahkan kalo bisa menghapuskan semua hal tentang sosok pria dingin disampingnya. Jantungnya tersentak dan seketika berhenti berdetak ketika sebuah tangan meraih tangan kanannya dan menggenggamnya dengan erat. Mulutnya yang selalu penuh cerita tiba-tiba kelu, hanya mata kecilnya yang mencoba mencari jawaban pada wajah tanpa ekspresi dihadapannya.


"sekarang gw akan nggandeng tangan lo sampai ujung sana dan gw ngga' peduli persahabatan qt.... kalopun ini bisa disebut sebuah persahabatan, akan berakhir. qt taruhan! qt akan melewati jembatan ini tanpa sepatah katapun dan bagi siapa yang ngomong duluan harus membayar taruhannya. Okeh, lo duluan... apa taruhan lo?"
Sang wanita mencoba sekuat tenaga menguasai keterkejutannya, jantungnya kembali berdetak tapi sekarang lebih cepat tanpa irama membuat paru-parunya kehabisan oksigen. Ia kembali memungut otaknya yang tadi telah hancur menghantam batu, membuang mukanya dari wajah dingin yang selalu menggetarkan hatinya, mengisi paru-parunya dengan oksigen yang melimpah disekelilingnya dan kembali menatap wajah dingin itu dengan wajah munafik yang selalu berhasil menipu orang-orang yang dicintainya.

"ahh curang lo, lo yang ngajak taruhan malah gw duluan yang bikin taruhannya. okeh..okeh.. let's me think for a while. hmm... kalo nraktir makan... ah ngga' ngga'!! enteng banget buat lo ya. gimana kalo lo ngongkosin gw pulang kampung, tapi P-P ya!!"
"Ok, kalo gw yang ngomong duluan gw akan nganterin lo pulang sampai rumah lo sampai ketemu orang tua lo" Sang wanita sudah membuka mulutnya untuk meluruskan taruhannya tapi kali ini sang pria berbicara lebih banyak tanpa bisa di potong.
"dan kalo lo yang ngomong duluan, lo menjadi pendamping hidup gw!"
"Maksud lo apa??"
jerit sang wanita dengan penuh kecemasan. tapi itu hanya jeritan dalam hatinya karena tanpa memberi kesempatan bertanya sang pria telah menarik tangannya dan kaki mereka telah melangkah di jembatan gantung berwarna merah yang kali ini.... tidak menghadirkan kelucuan seperti dulu ia melewatinya dengan sang ikhwan atau dengan temennya yang lain. Tega banget sih lo!! dari dulu nyuekin gw bahkan nyakitin gw dan tiba-tiba setelah 10 tahun lamanya terpisah tanpa tahu kabar beritanya lo dateng membawa taruhan sialan ini. Damn!!! Oh God... gw mungkin masih menyukainya tapi gw dah lupa seperti apa rasa yang dulu gw punya, apa mungkin dengan semua kebekuan yang selama ini qt miliki dapat menjadi pondasi hubungan kami? apa mungkin qt yang tidak saling mengenal dapat saling memahami? kalo semuanya mungkin kenapa harus gw yang kalah dalam taruhan ini? kalah untuk menang?? oh ya... bagusss kekalahan gw buat kemenangan lo, dari dulu kan elo emang ga' pernah mau kalah.

Dan disinilah qt sekarang... kembali menguji keangkuhan, bukankah bertahun-tahun yang lalu qt berdua juga lulus dengan predikat cum laude oughh bahkan suma barangkali. Percayalah wahai pria sedingin benua antartika kali ini pun qt akan memenangkannya. Tapi bagaimana kalo ini kesempatan yang diberikan Tuhan?? Bukankah ini saat yang gw nantikan, bukankah ini saatnya gw menentukan takdir gw. Cinta bukan dicari...diraih...cinta kan hadir sendiri ... begitu kata Dewa19, sekarangpun dia hadir jadi ini saatnya bagi gw untuk meraihnya. Sayup-sayup suara merdu Sarah McLahan mengisi kesunyian yang belum juga terpecahkan

I have a smile stretched from ear to ear
to see you walking down the road
we meet at the lights I stare for a while
the world around us disappears
just you and me on this island of hope
a breath between us could be miles
let me surround you my sea to your shore
let me be the calm you seek
oh and every time I'm close to you
there's too much I can't say and you just walk away
and I forgot… to tell you I love you
and the night's too long and cold here without you
I grieve in my condition
for I cannot find the strength to say… I need you so

ENGGAAAAKKKK!!!
Sang wanita terus berperang dengan kata hatinya dan kali ini dia tidak mau kalah dengan ego-nya. Tidak, tidak boleh lupa, inilah saatnya.. sore ini, dijembatan ini!!! Tidak boleh lagi ada keangkungan apalagi kemunafikan, walopun harus kalah dalam taruhan ini... ia harus bicara, jangan sampai terlambat... ujung jembatan sudah teramat dekat dan inilah saatnya. Suara Sarah McLahan semakin keras terdengar ...
and everytime I'm close to you there's too much I can't say...
Ini saatnya gw mengatakannya....
and I forgot to tell you i love you ...
Belum terlambat mengatakannya...
I greave in my condition ...
tidak boleh ada kesedihan lagi apalagi penyesalan...
katakan sesuatu!!!
Apapun!!!
Break it!!
Sang wanita memejamkan matanya, mengucapkan do'a mengharapkan restu Tuhan...

"sudah jam 5"
sang wanita terlonjak, itu bukan suaranya bukan pula suara Sarah. kali ini bukan dia yang kalah, dia memenangkannya... mereka memenangkannya... takdir telah menyapanya lewat sebuah taruhan gila.
"Subuh dulu!! sudah jam 5!"

Sang wanita membuka matanya.... ujung jembatan tidak lagi terlihat, tidak ada yang menggandeng tangan kanannya ... hanya ada Jojo dihadapannya, tapi masih ada suara Sarah ....and I forgot to tell you i love you ... dan iapun beranjak dari tempat tidurnya mematikan mp3.

9 comments:

Unknown said...

Wow... such a kind of a stories....
hey... Pa kabar?

Anonymous said...

oiii february masih lamaaaaa, kog dah nyicil ngimpi :D

makanya klo sayang bilang sayang,cinta bilang cinta nggak dosa kan :P

ndahdien said...

@ may's : apik..apik... cuma lg pengen ngimpi mulu hehehe
@ kenny : trnyata ngimpi juga bisa kredit ya hehehe... inga' inga'!! 3 minggu lagi;)

Anonymous said...

*liat komen mbak kenny* ketawa..
iya..betul mbak setuju!!!

amethys said...

hihihi...lagu itu adalah salah satu lagu "kadal"ku....kekekekeke
jadi ngakak bacanya....

met mimpi....met berkhayal...met kaget..karena akan jadi nyata...

Anonymous said...

hmmm... februari masih beberapa hari lagi ndah ... lu dah ngimpi duluan ;p ... ibarat kata akuntansi, nama akun nya mimpi dibayar dimuka wakakakakaka :D

pantesan waktu itu lu jerawatan ... ternyata mendem sesuatu ya ?? hihi ... jes kiding ...

ehem ... btw kenalin ke kita kita dong ... biar bisa di fit n proper test ;p

ndahdien said...

@ stey : terus terus ketawanya!! hiks...
@ wieda: wahh seneng bgt nih kalo bisa jadi kenyataan. Do'aKEN!!
@ pican: ahh kalo jerawat mah udah jd aset gw can hehehe

Maniapasta said...

Keren, keren. Would you teach me how to write? ;)

ndahdien said...

@ tukangmasak : maksudnya "saya" yg keren?? hihiii ga' tau diri. dimana nih masaknya... aq cari "dapurnya" koq ga' ketemu

Disini, untuk Sebuah Janji

Generasi masa kini mungkin telah memiliki pemikiran yang terbuka dalam mendefinisikan kewajiban anak kepada orang tua. Dari banyak opini di ...